Bisnis.com, JAKARTA — Media luar griya seperti billboard dan signage masih diminati oleh brand. Namun, tren penggunaan media luar griya untuk beriklan kini bergeser ke iklan digital.
Director Commercial & Business Development MacroAd George Samuel menuturkan prospek media luar griya akan didominasi iklan digital.
“Iklan konvensional di media luar ruang ini beralih ke digital. Untuk papan iklan konvensional sudah mulai tak aman sehingga saat ini pengiklan beralih ke digital LED yang menempel di gedung atau di dalam gedung yang dipasang di eskalator, lift dan lain sebagainya,” tuturnya.
Dengan iklan digital, brand atau konsumen yang beriklan dapat lebih mudah mengganti tema atau materinya dengan cepat.
Iklan digital ini mulai berubah ketika gaya hidup masyarakat berubah menjadi lebih banyak menghabiskan waktu di luar ruangan.
Saat ini, media iklan digital yang dikelola MacroAd di kereta commuter line Jabodetabek menjangkau 855.000 orang, yang rerata menggunakan kereta selama 1 jam 50 menit. Media iklan yang hadir dalam bentuk layar ini sudah mencapai 921 layar di 231 gerbong atau 31 rangkaian kereta. Rata-rata 30-45 iklan per bulan tampil di layar MacroAd.
Baca Juga
Executive Director Nielsen Watch Leader Indonesia Hellen Katherina menuturkan jumlah titik media luar ruang yang ada di 11 kota di Indonesia pada 2019 mencapai 3.000 titik yang sebesar 33% atau sebanyak 1.249 titik berada di Jabodetabek.
Dari jumlah titik itu, jenis media billboard mendominasi dengan 46%, baliho 18%, LED 13%, bando di JPO 9%, midi 7%, dan signage 6%.
Rokok menjadi kategori produk yang paling banyak beriklan di media luar ruang dengan jumlah titik lebih dari 1.000, disusul oleh layanan online dengan 600 titik dan telekomunikasi dengan 300 titik.
“Djarum, Gudang Garam, HM Sampoerna menjadi pengiklan terbesar untuk kategori rokok. Tiket.com, Tokopedia, dan Gojek merajai kategori layanan online dan di kategori Telekomunikasi ada XL, Samsung dan Telkomsel,” katanya.