Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produsen CPO Minta Tekan Harga Kemasan dan Pangkas Bunga

Hingga akhir 2019, kinerja ekspor komoditas andalan RI itu masih akan dibayangi oleh tren penurunan harga.
Kelapa sawit./Bloomberg-Taylor Weidman
Kelapa sawit./Bloomberg-Taylor Weidman

Bisnis.com, JAKARTA — Produsen minyak sawit mentah meminta pemerintah membantu kinerja ekspor CPO dengan menekan harga kemasan dan memangkas bunga pembiayaan ekspor.

Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia Sahat Sinaga mengamini, harga CPO masih akan tertahan pada level yang rendah hingga akhir tahun ini. Untuk itu, dia mendesak pemerintah membantu kalangan pengusaha memacu ekspor produk turunan CPO lantaran dari sisi harga dapat lebih bersaing.

“Pertama, bantu kami para produsen di hulu untuk mengurangi harga kemasan, karena harga di negara kita masih lebih mahal dibandingkan dengan Malaysia. Kedua, turunkan bunga pembiayaan ekspor. Hal ini penting untuk mendongkrak daya saing kita ketika masuk ke pasar Timur Tengah atau Afrika,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kemendag Kasan Muhri optimistis harga CPO dan produk turunannya masih dapat bergerak naik hingga akhir tahun ini.

“Pemerintah masih memiliki kebijakan implementasi B30 yang diharapkan dapat menyerap pasokan CPO nasional, sehingga bisa menimbulkan sentimen positif di pasar CPO dunia,” katanya.

Namun, dia belum dapat menyebutkan berapa kisaran kenaikan harga serta nilai ekspor CPO dan produk turunannya hingga akhir tahun ini. Dia menyebutkan, Kemendag masih terus melakukan penghitungan terkait dengan hal tersebut.

Wakil Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia Bidang Perdagangan dan Keberlanjutan Togar Sitanggang mengatakan, hingga akhir 2019, kinerja ekspor komoditas andalan RI itu masih akan dibayangi oleh tren penurunan harga.

Kendati volume ekspor CPO dapat meningkat, capaian dari sisi harga akan terus melemah lantaran adanya kelebihan pasokan minyak sawit dunia dan meningkatnya kampanye negatif terhadap komoditas itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper