Bisnis.com, BATAM - Lion Air Group (LAG) ingin mengembangkan bisnis anak usahanya Batam Aero Technic (BAT) dengan investasi sebesar Rp10 triliun.
Presiden Direktur Lion Air Group Edward Sirait menuturkan bahwa pihaknya tengah fokus mengembangkan bisnis maintenance, repair, and overhaul (MRO) dari anak usahanya.
Pengembangan difokuskan di kawasan Bandara Hang Nadiem, Batam, dengan menafaatkan 30 ha lahan. Proyeksinya, pengembangan fasiltias tersebut sejak beroperasi pada 2014 akan menghabiskan Rp10 triliun.
"Ini jadi Rp10 triliun dengan peralatannya, karena peralatannya mahal. [Kalau] semua selesai ini bisa Rp10 triliun cuma US$1 miliar," ujarnya, saat bertemu Bisnis di fasilitas MRO milik BAT di Batam, Kamis (28/6/2019).
Dia menuturkan, dana dengan jumlah besar tersebut akan dikumpulkan dari bank-bank mitra dan melalui kerja sama dengan pabrikan suku cadang. Lebih lanjut, engine shop atau bengkel mesin begitu dikerjasamakan dengan pabrik mesinnya akan memiliki kualitas sama dengan pabriknya.
"Kami cari dana dari luar negeri, cari dana dari airlines luar merangkap pasien bisa juga, banyak kemungkinannya. Bisa dari bank, bisa terbitkan obligasi, atau IPO, tapi BAT belum harus, kita baru beroperasi 4 tahun." jelasnya.
Dia menuturkan, dalam waktu satu tahun ke depan akan ada pembangunan hanggar tahap tiga dan setelah itu anak usahanya sudah dapat menampung pesawat dari maskapai lain.
Klaimnya, sudah banyak maskapai internasional yang bertanya untuk memperbaiki dan merawat pesawatnya di fasilitas yang dekat dengan Singapura dan Malaysia tersebut. "Kalau sudah bangun hanggar lagi bisa main ada prospek yang bisa ditawarkan ke publik," imbuhnya.