Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak 14 pelaku industri dan bisnis di Indonesia memasang pembangkit listrik tenaga surya atap dengan total kapasitas terpasang 1 MWp, sedangkan total investasi ditaksir sekitar Rp20 miliar.
Founder Xurya, startup lokal penyedia jasa PLTS atap, Eka Himawan mengatakan bahwa energi surya memiliki potensi paling besar dibandingkan dengan energi baru terbarukan (EBT) lainnya. Potensi energinsurya mencapai 200.000 MW dengan kapasitas yang terpasang hingga perhitungan akhir 2018 adalah sebesar 90 MWp.
Xurya memperkenalkan Xurya Lease untuk mendorong pemanfaatan potensi energi surya, khususnya kepada pelaku sektor industri dan komersial. Xurya Lease merupakan skema pembiayaan untuk menjamin calon pengguna sistem PLTS atap mendapatkan pembebasan dari kewajiban pembayaran unfront cost yang biasanya menjadi kendala.
Selama satu tahun terakhir, permintaan pemasangan PLTS atap ke Xurya menunjukkan permintaan yang cukup signifikan. Walaupun tidak menyebutkan angka pasti, pemasangan PLTS atap dilakukan mulai dari kapasitas 7 kWp hingga 250 kWp.
"Penetrasi di Indonesia termasuk kecil, kayaknya memang ada kendala di sebagian sektor, makanya kita mengarah ke pelaku bisnis," katanya, Kamis (20/6/2019).
Asosiasi Energi Surya Indonesia menilai, pemanfaatan potensi energi surya di Indonesia masih kalah jauh dibandingkan dengan Eropa maupun negara Asia Tenggara lainnya.
Setidaknya potensi energi surya di Indonesia rata-rata sebesar 1.350 kWh/kWp per tahun dengan pemanfaatan baru sebesar 90.000 kWp. Sementara, potensi rata-rata di Eropa potensinya jauh dibanding Indonesia yakni sebesar 900 kWh/kWp per tahun. Jerman saja memasang PLTS atap sebesar 45 GWp.
Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) dan Deklarator GNSSA Andhika Prastawa mengatakan, dari berbagai energi baru terbarukan (EBT) yang ada, surya menjadi energi yang paling dapat dimanfaatkan karena dapat ditemukan di mana-mana.
Saat ini penggunaan PLTS atap di perumahan sudah mengalami peningktan 50% dengan total 600 rumah tangga. Namun, menurutnya, jumlah tersebut masih tergolong kecil.
"Kami harus mendorong sektor komersial agar lebih banyak menggunakan energi surya karena akan memberikan penghematan biaya energi dalam jangka panjang," katanya.