Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Ajak GNB Aktif di ILO

Selain itu, Indonesia kembali tegaskan fokusnya pada masalah pekerja di wilayah Arab yang diduduki khususnya di Palestina.
Dubes RI untuk Swiss dan Liechtenstein Muliaman Hadad (ketiga dari kiri), Menteri Tenaga Kerja RI Hanif Dhakiri (keempat dari kiri, dan Departemen Federal Bidang Ekonomi, Pendidikan, dan Penelitian Konfederasi Swiss Guy Parmelin (kelima dari kiri)./dok. Kemenaker
Dubes RI untuk Swiss dan Liechtenstein Muliaman Hadad (ketiga dari kiri), Menteri Tenaga Kerja RI Hanif Dhakiri (keempat dari kiri, dan Departemen Federal Bidang Ekonomi, Pendidikan, dan Penelitian Konfederasi Swiss Guy Parmelin (kelima dari kiri)./dok. Kemenaker

Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia mengajak negara-negara yang tergabung dalam  Gerakan Non Blok (GNB) agar meningkatkan perannya sebagai mitra efektif dalam International Labour Organization (ILO). Hal ini dibutuhkan dalam menghadapi berbagai tantangan dunia kerja.

Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Kementerian Ketenagakerjaan Sugeng Priyanto mengatakan Indonesia siap untuk bekerja sama dengan negara-negara anggota GNB untuk menghadapi tantangan dunia kerja secara lebih adaptif dan responsif.

"Kita harus tetap berkomitmen untuk bekerja secara kolektif untuk mencapai pekerjaan yang layak dan pertumbuhan inklusif bagi semua. Hal itu guna memanfaatkan peluang dan untuk memastikan bahwa kita akan berkontribusi pada perdamaian abadi," ujarnya dalam siaran pers, Rabu (19/6/2019).

Menurutnya, GNB harus memainkan peran penting dalam ILO untuk memastikan implementasi yang efektif dari agenda yang berpusat pada manusia (human-centered agenda) yang diusulkan.

Terdapat tiga langkah ke depan yang harus dipertimbangkan oleh GNB untuk menangani beberapa masalah ketenagakerjaan yang menjadi perhatian bersama di ILO. Pertama, memastikan inklusivitas dan efektifitas ILO.

"Kami berpandangan bahwa para anggota GNB harus terus mendesak ILO untuk mempercepat upayanya mempromosikan penerimaan Instrumen Amandemen 1986 terhadap Konstitusi ILO. Semua wilayah harus diwakili secara setara dalam Governing Body ILO," kata Sugeng.

Kedua, GNB perlu melanjutkan upayanya untuk mendukung ILO dalam memperkuat sistem pengawasan ILO.

"Ini harus bekerja secara adil, transparan dan tidak memihak, termasuk dalam pemilihan daftar kasus-kasus individual pada Komite tentang Penerapan Standar," kata Sugeng.

Ketiga, ILO perlu memberikan dukungan kepada negara-negara anggotanya dalam upaya mereka untuk mengarusutamakan agenda yang berpusat pada manusia sesuai dengan strategi pekerjaan pada masa depan.

"Kami percaya bahwa peningkatan kemitraan dengan ILO dan konstituen tripartitnya akan menjadi cara untuk memenuhi tantangan pekerjaan layak yang dihadapi oleh negara-negara anggota GNB," ucapnya. 

Selain itu, Indonesia kembali tegaskan fokusnya pada masalah pekerja di wilayah Arab yang diduduki khususnya di Palestina.

"Karena masalah ini dekat dengan hati rakyat Indonesia, kami menegaskan kembali komitmen kami untuk mendukung Negara Palestina dalam mencapai pertumbuhan ekonomi, pekerjaan yang layak, dan keadilan sosial," tutur Sugeng.

Indonesia sangat prihatin dengan situasi perburuhan dan pekerjaan di Palestina yang terus memburuk. Indonesia juga mengecam keras blokade yang diberlakukan secara tidak adil oleh Israel di wilayah pendudukan Palestina yang telah sangat berdampak pada ekonomi dan pasar tenaga kerja Palestina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper