Bisnis.com, MOROWALI - Banjir yang terjadi di Morowali, Sulawesi Tengah, menimbulkan kerugian yang tidak sedikit.
Kerugian material akibat kerusakan infrastruktur berupa jalan dan jembatan di jalan nasional akibat banjir bandang di Kabupaten Morowali dan Morowali Utara, Sulawesi Tengah mencapai ratusan miliar rupiah.
"Nilainya cukup besar karena terdapat lima jembatan permanen yang rusak berat dan sejumlah badan jalan tertutup longsor dan ambles," kata Kepala Satuan Kerja III Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) XIV Wilayah Sulteng Beny Birmansyah di Morowali, Selasa (11/6/2019).
Selain rusak berat, kata Beny, beberapa jembatan lainnya kini terancam rusak juga bila hujan masih berkepanjangan, karena opritnya tergerus air bah.
Beny tidak bisa menyebut nilai pasti total kerugian karena belum semua jembatan dan badan jalan diketahui kondisinya saat ini.
Beny memberi gambaran bahwa untuk membangun kembali lima jembatan yang rusak berat itu membutuhkan dana sedikitnya Rp350 miliar.
Kelima jembatan itu adalah Jembatan Dampala di Kecamatan Bahodopi butuh dana rekonstruksi sekitar Rp125 miliar, Jembatan Bahodopi Rp75 miliar, Jembatan Lalampu Rp75 miliar, dan Jembatan Bahoyuno Wosu Rp20 miliar.
Satu lagi jembatan di Kecamatan Mamosalato, Kabupaten Morowali Utara, yakni Jembatan Manansang Besar yang sempat putus butuh biaya pembangunan kembali sekitar Rp40 miliar.
"Itu baru biaya rekonstruksinya, belum termasuk biaya penanganan darurat agar bisa segera fungsional kembali setelah mengalami kerusakan," ujarnya.
Beny mengatakan khusus di wilayah Kabupaten Morowali, banyak jembatan yang butuh pembangunan kembali karena mengalami penurunan permukaan.
Selain itu, kata Beny, umumnya jembatan di Morowali tidak memiliki tapal injak sehingga saat banjir, opritnya (jalan penghubung antara kepala jembatan dan badan jalan raya) mudah tergerus air.
Terkait penanganan darurat pada jembatan-jembatan yang putus dan mengkibatkan arus lalu lintas Sulteng-Sultra kini lumpuh, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemda Morowali dan para pengusaha tambang untuk bekerja sama melakukan pemulihan.
"Tadi malam kami sudah koordinasi dengan Bupati Morowali untuk menggunakan jalan usaha tani untuk mengalihkan sementara jalan nasional di Desa Dampala agar bisa membangun jebatan darurat (bailey) sepanjang 30 meter," ujar Beny.
Jembatan bailey tidak bisa dipasang di lokasi jembatan yang hanyut karena.bentangannya terlalu panjang, mencapai 100 meter.
Beny juga mengapresiasi peran pengusaha tambang yang cukup aktif memberikan bantuan alat berat guna menangani longsoran-longsoran yang menutup badan jalan di berbagai lokasi.
Ancaman kerusakan jalan dan jembatan di Jalan Trans Sulawesi di Kabupaten Morowali sampai saat ini masih tinggi karena hujan masih turun meski tidak sederas hari-hari sebelumnya.
Sejumlah aparat Kepolisian dan TNI diturunkan ke lokasi mulai Selasa (11/6), untuk membantu warga desa di Dampala dan Leelee, Kecamatan Bahodopi, membersihkan rumah mereka yang tertutup lumpur serta memberikan pelayanan kesehatan serta pemulihan sarana dan fasilitas umum.