Bisnis.com, BULELENG— Pengusaha penyeberangan laut di Selat Madura mengaku tak mendapatkan keuntungan yang berarti saat arus mudik Lebaran 2019.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) Khoiri Sutomo mengatakan, pada arus mudik Lebaran 2019, rata-rata pengguna moda penyeberangan laut hanya mencapai 2.000-2.500 orang per hari.
Volume pengguna moda transportasi laut yang menghubungkan Pelabuhan Ujung, Surabaya dan Pelabuhan Kamal, Bangkalan pada periode tersebut hanya tumbuh tipis dari rata-rata hari biasa yang mencapai 1.500 orang per hari.
"Arus mudik tidak terlalu berpengaruh pada operasional kami. Penyebab terbesarnya adalah digratiskannya Tol Suramadu sejak tahun lalu," ujarnya, Senin (3/6/2019).
Untuk itu dia berharap pemerintah turun tangan untuk memberikan subsidi operasional kepada para operator penyeberangan Selat Madura.
Pasalnya, menurutnya, keberadaan moda penyeberangan laut di Selat Madura, terutama dari Surabaya ke Bangkalan tetap penting.
"Moda transportasi laut harus dipertahankan meskipun sudah ada jembatan [Suramadu]. Kalau semisal ada kendala penyeberangan melalui jembatan, moda laut jadi solusinya, termasuk untuk arus logistik. Jadi harus dipertahankan," tegasnya.
Khoiri pun menyebutkan, keberadaan moda penyeberangan Selat Madura dapat dikembangkan menjadi wahana pariwisata baru. Untuk itu, dia mengklaim, pemberian subsidi operasional bagi para operator penyeberangan Selat Madura akan mendatangkan keuntungan berlipat pada masa depan, melalui pariwisata.
Tim Jelajah Jawa-Bali 2019 (Yustinus Andri, Muhammad Ridwan, Andi M Arief, Maria Elena, Reni Lestari)