Bisnis.com, BANYUWANGI — Tingginya harga tiket pesawat dan adanya pengenaan biaya bagasi dinilai memengaruhi pertumbuhan jumlah pemudik yang menggunakan transportasi laut.
General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Ketapang–Gilimanuk Fahmi Alweni menjelaskan faktor tersebut mendorong tumbuhnya jumlah penumpang yang melintas di Pelabuhan Ketapang, Jawa Timur saat masa mudik.
Fahmi menjelaskan, Sejak H-8 lebaran 2019 atau Selasa (28/5/2019) sampai H-3 lebaran 2019 atau Minggu (2/6/2019), tercatat jumlah penumpang di Ketapang tumbuh 22% dibandingkan dengan musim lebaran tahun lalu.
Selain itu, jumlah kendaraan roda dua yang melintas di Ketapang tumbuh 12% secara tahunan, kendaraan roda empat tumbuh 21%, dan bus tumbuh 18%.
"Tingginya harga tiket pesawat, kemudian [adanya biaya] bagasi, masyarakat cenderung berpindah ke transportasi darat. Salah satu pengaruhnya pada penyebrangan," ujar Fahmi kepada Bisnis, Senin (3/6/2019).
Dia pun menjelaskan, beroperasinya tol Trans Jawa dan tol Trans Sumatera turut memengaruhi peningkatan jumlah penumpang di Ketapang dan Pelabuhan Merak, Banten. Hal tersebut karena akses ke pelabuhan lebih cepat sehingga efisien bagi pemudik jika menggunakan kendaraan pribadi.
Berdasarkan data ASDP, pemudik yang menyeberang dari Pelabuhan Gilimanuk, Bali ke Ketapang hingga H-3 lebaran 2019 mencapai 238.416 orang. Jumlah tersebut setara 58% dari total penumpang pada periode mudik tahun lalu sebanyak 408.582 orang.
Adapun, kendaraan roda dua yang disebrangkan menuju Ketapang hingga H-3 lebaran 2019 tercatat sebanyak 48.230 unit. Jumlah tersebut setara 57% dari total periode mudik tahun lalu sebanyak 84.201 unit.
Lalu, kendaraan roda empat ke atas yang disebrangkan menuju Ketapang hingga H-3 lebaran 2019 sebanyak 26.629 unit. Jumlah tersebut mencapai 59% dari total 45.251 unit kendaraan pada periode mudik tahun lalu.
Tim Jelajah Jawa-Bali 2019: Rayful Mudassir, Aziz Rahardyan, Mutiara Nabila, Wibi Pangestu Pratama, Ni Putu Eka Wiratmini