Bisnis.com, SEMARANG — Jaket hijau tampak mencolok di tengah panas terik Jalur Pantai Utara (Pantura). Di belakangnya, ada kardus atau tas besar, yang diikat dengan tali ke badan sepeda motor.
Berdasarkan pengamatan Tim Jelajah Bisnis di sepanjang Jalur Pantura Jawa Barat hingga Jawa Tengah, beberapa pengemudi ojek daring atau ojek online (ojol) memang tampak mengenakan "jaket dinas" khas mereka untuk mudik.
Warga perkotaan pastilah heran melihat pengendara yang biasanya sigap membelikan makanan atau mengantar-jemput via aplikasi, kini beriringan di jalan raya bersama, menuju kampung halaman. Beberapa pengemudi ojol ini pun bisa ditebak akan mudik ke arah mana, lewat awalan pelat nomor mereka yang didominasi area Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim).
Pengamat Transportasi Universitas Katolik Soegijapranata Djoko Setijowarno sebelumnya telah memprediksi bahwa meningkatnya pemudik bersepeda motor berhubungan dengan fenomena pulang kampung para pengemudi ojol ini.
"Pemudik sepeda motor tahun ini diperkirakan meningkat 10,7 persen dibanding tahun lalu. dari 6,1 juta unit pada 2018 menjadi 6,8 juta unit pada mudik tahun ini," ujarnya ketika dikonfirmasi Bisnis, Sabtu (1/6/2019).
Djoko, yang juga Peneliti Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), mengatakan kenaikan tersebut kemungkinan karena banyak warga luar Jakarta yang merantau ke ibu kota untuk menjadi pengemudi ojek.
Hal ini dibenarkan Nur Haris, salah satu pengemudi ojol dalam komunitas ojek daring Grand Duta Sangiang Tangerang, yang akan mudik ke kampung halamannya di Brebes, Jateng.
Pria yang akrab disapa Aris ini kerap mengambil order di kawasan Jabodetabek, sehingga dirinya berani menyimpulkan bahwa kawan-kawan pengemudi ojol dari Jateng, Jatim, dan Jawa Barat (Jabar) memang lebih memilih menggunakan sepeda motor untuk mudik.
"Teman-teman memang banyak sih yang mudik menggunakan roda dua. Karena mereka pikir itu aset mereka, itu yang mereka punya. Jadi pulangnya ya motoran," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (31/5).
Meski berbeda asal kampung halaman, Aris menegaskan yang terpenting adalah para pengemudi ojol tersebut sanggup bersatu di medan perantauan. Sebab, walaupun saling bersaing di balik aplikasi, para pengemudi ojol mesti tetap berhubungan baik dan saling menjaga.
Dia menuturkan jalan raya tempat mereka mencari makan memang terlampau kejam bagi mereka yang tak suka berkawan.
Tim Jelajah Jawa Bali 2019 (Rayful Mudassir, Aziz Rahardyan, Mutiara Nabila, Wibi Pratama, Ni Putu Eka Wiratmini)