Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan mengakui masih ada 30% bus yang belum dites kelaikannya melalui proses rampcheck menjelang Angkutan Lebaran 2019 kali ini.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan salah satu cara menyiasati kekurangan waktu dalam melaksanakan rampcheck tersebut adalah melakukan pengetesan secara acak.
“Sebenarnya yang belum rampcheck itu sekitar 30%. Makanya kita lakukan secara random dan masing-masing operator itu harus melakukan self rampcheck," terangnya, Minggu (26/5/2019).
Dia melakukan rampcheck bus-bus yang akan digunakan pada angkutan lebaran kali ini. Hasilnya didapatkan satu bus yang tidak laik, dan harus dikandangkan.
Pihaknya akan meningkatkan pelayanan dari terminal ini tetapi kita juga harus disiplin melakukan rampcheck.
"Secara kebetulan tadi saya melakukan rampcheck ada satu bus Primajasa tidak memenuhi syarat tertentu, oleh karenanya kita tidak bisa mengizinkan bus tersebut untuk melakukan perjalanan,” tegasnya.
Baca Juga
Menurutnya, rampcheck seperti ini memang kami sudah disosialisasikan di beberapa Provinsi seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, dan Lampung.
Dia meminta hal tersebut tidak hanya dilakukan di Jakarta tetapi di semua tempat lakukan, sehingga tidak ada lagi bus-bus yang tidak lengkap. Pasalnya, rampcheck merupakan kualifikasi boleh tidaknya bus digunakan.
Terbukti ada PO tidak melakukan itu nyatanya ada kekurangan. "Makanya kita tegas, kita tidak perkenankan mereka, kita lihat secara random, jika kita temui ada bus yang tidak laik di tiga titik, kita secara tertulis akan menegur,” ungkapnya.
Selain faktor kelaikan bus, di Terminal Kampung Rambutan Menhub juga mengecek terkait dengan tarif bus. Menurutnya untuk tarif bus ekonomi masih dalam koridor tarif yang ditentukan.
“Tadi saya cek juga mengenai tarif. Tarif yang dikenakan masih memenuhi sesuai dengan ketentuan, bus menuju Solo itu ketentuannya untuk kelas ekonomi adalah Rp135.000, mereka menetapkan tarif masih sesuai. Sementara untuk yang kelas premium, mereka bisa menetapkan sendiri [diserahkan mekanisme pasar],” jelasnya.
Dia mengatakan, dengan adanya kenaikan tarif pesawat, terjadi peningkatan jumlah penumpang bus namun tidak begitu signifikan.
“Ada pengaruh kenaikan tiket pesawat dengan kenaikan jumlah pemudik dengan bus, tapi tidak signifikan. Mungkin 5-10%,” ucap Budi Karya.
Dalam tinjauannya bersama Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek di terminal Kampung Rambutan, Menhub meninjau posko kesehatan. Posko tersebut digunakan untuk mengecek kesehatan baik penumpang maupun awak pengemudi.
Nina mengimbau untuk warga yang dalam kondisi khusus seperti wanita hamil untuk memikirkan ulang jika ingin mudik lebaran.
“Saya menghimbau untuk wanita hamil dengan masa kehamilan 7 bulan ke atas jangan dulu mudik. Karena kita kan tidak menyediakan perawat di moda transpotasi seperti bus, kereta api, pesawat, kapal,” imbau Nina.