Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Amman Mineral Fokus ke Blok Elang

Seiring dengan kondisi Blok Batu Hijau yang memasuki fase akhir produksi, PT Amman Mineral Nusa Tenggara kini fokus terhadap Blok Elang karena kegiatan eksplorasi mulai memperlihatkan hasil.
PT Amman Mineral Nusa Tenggara/Istimewa
PT Amman Mineral Nusa Tenggara/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Seiring dengan kondisi Blok Batu Hijau yang memasuki fase akhir produksi, PT Amman Mineral Nusa Tenggara kini fokus terhadap Blok Elang karena kegiatan eksplorasi mulai memperlihatkan hasil.

Hal tersebut disampaikan Presiden Direktur PT Amman Mineral (AMNT) Rachmat Makkasau. Menurutnya, hasil proses eksplorasi yang dilakukan sejak 2017 tersebut akan diumumkan paling lambat pada awal 2020.

Dia mengatakan, Blok Elang diperkirakan memiliki sumber daya mineral sekitar 20 miliar lbs tembaga dan sekitar 30 juta oz emas.

“Eksplorasi saat ini berjalan dengan baik sesuai dengan harapan kami. Mudah-mudahan [Blok Elang] menjadi [Blok] Batu Hijau baru,” ujarnya, belum lama ini.

Sebagai gambaran, PT Amman Mineral Internasional memiliki 82,2% saham PT Amman Mineral Nusa Tenggara, sedangkan sisanya 17,8% dimiliki oleh PT Pukuafu Indah.

Sementara itu, saham Amman Mineral Internasional dimiliki oleh PT AP Investment dan PT Medco Energi International Tbk. masing-masing 50%.

Menurutnya, sejak bertransisi menjadi perusahaan nasional, AMNT makin agresif untuk melakukan eksplorasi di Blok Elang. Bahkan, dengan kegiatan itu, pihaknya mengklaim sebagai perusahaan pertambangan yang melakukan eskplorasi terbesar di Indonesia.

Apalagi, selain mengeksplorasi Blok Elang, AMNT juga melakukan pengembangan Tambang Batu Hijau Tahap 7. Batu Hijau memiliki perkiraan cadangan 4.220 Mlbs tembaga dan 3.990 Koz emas pada 31 Desember 2018.

Produksi dari bijih Tahap 7 diperkirakan dimulai pada 2020. Selama pengembangan Tahap 7, operasi pemrosesan akan menggunakan sumber utamanya dari persediaan bijih di lokasi tersebut.

Pada 2018, tambang Batu Hijau menghasilkan 141,9 Mlbs tembaga dan 70,9 Koz emas. Pada tahun ini, AMNT memprediksi produksi tambang Batu Hijau tidak akan jauh berbeda dengan tahun lalu.

Singgih Widagdo, Ketua Kebijakan Publik Ikatan Ahli Geologi Indonesia, mengatakan bahwa dalam kegiatan eksplorasi oleh perusahaan, pemerintah dapat memberikan dukungan dalam hal pemetaan wilayah atau komoditas mana yang perlu diprioritaskan.

Pemerintah, lanjutnya, harus membuat peta jalan pertambangan yang disusun untuk jangka panjang, termasuk di dalamnya insentif yang dibutuhkan perusahaan dalam melakukan kegiatan eksplorasi.

Dalam perkembangan lain, AMNT tetap membuka kesempatan kerja sama pengolahan hasil tambang dengan perusahaan lain, walaupun saat ini pembangunan smelter telah berjalan.

Adapun, progres pembangunan mencapai 13,831% hingga Januari 2019 dan diperkirakan mulai beroperasi pada 2022.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper