Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Alasan ALFI Menyebut Papua sebagai Rute Kargo yang Menjanjikan

Ekspor dari wilayah Papua diharapkan dapat terdongkrak.
Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi. /Bisnis.com
Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Logistik Forwarding Indonesia (ALFI) mengungkapkan, rute kargo udara ke wilayah timur merupakan salah satu rute yang menjanjikan karena akan terus bertumbuh setiap tahunnya. Ekspor dari wilayah Papua diharapkan dapat terdongkrak.


Ketua Umum ALFI Yukki Nugrahawan Hanafi menuturkan, rute ke wilayah timur Indonesia khususnya Papua akan selalu menjanjikan, karena selain kiriman, muatan balik berupa produk perikanan segar bisa didapatkan.


"Kargo ke wilayah Indonesia timur khususnya wilayah Papua merupakan rute yang menjanjikan dengan persentase kenaikkan yang menjanjikan setiap tahunnya," terangnya kepada Bisnis, Kamis (16/5/2019).


Menurutnya, selain kargo yang dikirim ada juga potensi hasil laut yang masih segar dan hidup untuk dibawa sebagai muatan balik. Maskapai kargo terangnya dapat memperhitungkan potensi yang ada di wilayah Papua khususnya Timika dan mulai mengeksplorasi potensi yang ada.


Dia berharap, hal ini dapat mendorong export dari wilayah Papua dan dapat mempergunakan Bali sebagai salah satu hub pengiriman kargo apalagi dengan pengalaman Bali dalam hal rantai pasok.


"Kami juga melihat Bali dapat menjadi transhipment airport dengan banyaknya penerbangan dan tentunya ke depan akan menambah presentasi ke wilayah timur termasuk Papua," tuturnya.


Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal I/2019 ekspor dari wilayah Papua sebesar US$0,55 miliar atau berkontribusi hanya sebesar 1,03% dari ekspor nasional. Pada kuartal I/2019 neraca perdagangan Indonesia berbalik negatif dengan defisit sebesar US$2,5 miliar.


Defisit April ini disebut sebagai defisit terbesar sejak Juli 2013. Defisit ini disebabkan oleh posisi neraca ekspor yang tercatat sebesar US$12,60 miliar atau lebih rendah dibandingkan dengan nilai neraca impor sebesar US$15,10 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper