Bisnis.com, JAKARTA - Penerbitan Samurai Bond menjadi salah satu instrumen bagi pemerintah untuk memenuhi target penerbitan surat berhaga negara (SBN) yang tahun ini porsinya 14 persen-17 persen dari SBN bruto.
Pemerintah mengakui dengan kondisi pasar global yang menunjukan penurunan, pilihan untuk menerbitkan penuh tantangan. Namun demikian, berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, pasar Jepang memiliki kondisi yang relatif stabil.
"Waktu itu karena equitas terlihat memerah, tetapi kami melihat pasar Jepang relatif stabil," kata Direktur Surat Utang Negara (SUN) Kemenkeu Loto Srinaita Ginting di Jakarta, Kamis (16/5/2019).
Baca Juga
Prospek positif pasar Jepang tersebut juga meyakinkan pemerintah untuk mengeluarkan seri baru dalam penerbitan Samurai Bond dengan tenor 15 tahun dan 20 tahun.
Loto menjelaskan, penerbitan seri baru dengan tenor 15 tahun dan 20 tahun tersebut merupakan respons dari indikasi adanya permintaan dari para investor di negeri matahari terbit tersenbut.
"Progresnya membaik dan konsisten, demand makin meningkat," ungkapnya.