Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China bakal berlangsung cukup lama, sehingga dikhawatirkan berdampak signifikan bagi Indonesia.
"Sebenarnya yang harus kita waspadai, ini adalah sinyal bahwa situasi ini tidak akan mereda dalam jangka pendek," ujarnya di Kementerian ESDM, Rabu (15/5/2019).
Pasalnya, lanjut Sri Mulyani, pola konfrontasi yang terlihat sangat head to head, menjadikan kedua negara besar tersebut ketika mencoba secara diplomatis untuk menurunkan tensi, menjadi lebih sulit. "Artinya ketegangan ini akan mewarnai cukup panjang," tegasnya.
Atas hal tersebut, menurutnya sekarang ini kondisi ekonomi berada dalam tekanan global yang sangat serius melalui ketidakpastian. Oleh sebab itu pemerintah memang harus terus waspada melihat aspek domestik saat ini.
Sri Mulyani menegaskan bahwa pengaruh perang dagang ini juga tidak hanya dirasakan oleh Indonesia sendiri akan tetapi berimbas kepada negara-negara lain juga di dunia.
Menurutnya, bagi perdagangan akan sangat dirasakan cukup signifikan penurunannya. "Jelas trade akan slowing down sangat signifikan. Kemarin saja pertumbuhan 4 persen global trade sudah dianggap sangat rendah," ujarnya.
Baca Juga
Melihat hal tersebut, maka dipastikan akan mempengaruhi pertumbuhan Indonesia yang diketahui masih sangat bergantung dengan eskpor.
"Ini berarti kita tidak mungkin andalkan ekspor sebagai engine of growth. Tapi positifnya ada banyak barang-barang yang tadinya untuk topang industri kita menjadi tersedia," ujarnya.