Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Dagang China vs AS : Lautan Luas (LTLS) Siap Manfaatkan Momentum

PT Lautan Luas Tbk. (LTLS), perusahaan kimia hilir terintegrasi, siap memanfaatkan momentum perang dagang China vs Amerika Serikat sebagai peluang pertumbuhan produksi perseroan.
Lautan Luas saat ini mengoperasikan 13 fasilitas manufaktur di Indonesia, dua unit di China, dan satu fasilitas manufaktur bahan kimia untuk pengolahan air di Vietnam. /Lautan Luas
Lautan Luas saat ini mengoperasikan 13 fasilitas manufaktur di Indonesia, dua unit di China, dan satu fasilitas manufaktur bahan kimia untuk pengolahan air di Vietnam. /Lautan Luas

Bisnis.com, JAKARTA – PT Lautan Luas Tbk. (LTLS), perusahaan kimia hilir terintegrasi, siap memanfaatkan momentum perang dagang China vs Amerika Serikat sebagai peluang pertumbuhan produksi perseroan.

LTLS merupakan perusahaan kimia hilir terintegrasi yang menyediakan bahan baku untuk industri lainnya. Lautan Luas saat ini mengoperasikan tiga belas fasilitas manufaktur di Indonesia, dua di China, dan sebuah fasilitas manufaktur bahan kimia untuk pengolahan air di Vietnam. LTLS telah membukukan lebih dari 2.000 pelanggan di sektor industri di kawasan Asia Pasifik.

"Dengan ditutupnya pasokan dari China, pasar Amerika Serikat akan mencari sumber barang lainnya, salah satunya Asia Tenggara, dan secara khusus Indonesia," ujarnya, Kamis (16/5/2019).

Herman menjelaskan Indonesia memiliki peluang yang cukup baik mengingat kualitas produk kimia hilir lokal memiliki kualitas yang lebih baik dari produk kimia hilir China. “[Produk kimia hilir] kita lebih dipercaya daripada China.”

Herman berpendapat bahwa perang dagang China vs Amerika Serikat juga dapat membuka pasar ekspor baru, yakni Amerika Serikat.

Walau demikian, Herman mengemukakan perseroan belum akan meningkatkan kapasitas produksinya mengingat perekonomian nasional masih belum pasti. Akan tetapi, perseroan akan mengucurkan belanja modal senilai US$10 juta untuk mengganti mesin di beberapa pabrik anak perusahaan.

Herman menyampaikan perseroan akan memperbaiki beberapa mesin di pabrik anak perusahaan menggunakan teknologi asal Jepang. Dengan demikian, perseroan dapat menekan biaya operasional.

Pasalnya, waktu perbaikan mesin pabrik perseroan dapat diperpanjang dari 3 tahun menjadi 10 tahun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Andi M. Arief
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper