Bisnis.com, JAKARTA -- Kredit Konstruksi mengalami pertumbuhan yang lambat dikarenakan volume penawaran rumah berlebih.
Berdasarkan Data Analisis Uang Beredar Bank indonesia pada Maret 2019 tercatat kredit investasi pada sektor Konstruksi tumbuh melambat dari 43,1 persen (year-on-year) lebih rendah dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 47,8 persen (year-on-year) .
Sementara itu, pertumbuhan Kredit Modal Kerja (KMK) kepada sektor konstruksi mengalami perlambatan dari 21,5 persen (yoy) menjadi 20,9 persen (yoy) khususnya pada subsektor konstruksi perumahan sederhana di wilayah Jawa Timur dan Jawa Barat.
Direktur Ciputra Grup Harun Hajadi mengatakan bahwa perlambatan pasar properti memberikan dampak pada perlambatan kredit konstruksi.
"Kalau penjualan dalam properti mengalami perlambatan itu akan berdampak pada perlambatan kredit konstruksi," tuturnya pada Bisnis, Senin (13/5/2019).
Menurutnya, pasar properti sudah melambat sejak 2014 hingga 2018. Adapun, perlambatan di beberapa kota-kota besar disebabkan oleh dimulainya low interest rate environment yang dimulai dari Amerika pada tahun 2009 - 2013.
Baca Juga
"Booming itu menyebabkan volume penawaran rumah berlebih di beberapa tempat. Oversupply ini yang menyebabkan perlambatan," ucapnya.
Menurutnya, oversupply memberikan dampak kepada penjualan properti serta lambatnya pertumbuhan pembangunan proyek properti.