Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor China Turun Pada April, Impor Meningkat

Ekspor China dilaporkan turun pada bulan April, sedangkan kinerja impor meningkat. Laporan ini dirilis persis sebelum berlangsungnya perundingan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Negeri Tirai Bambu.
Pelabuhan Qingdao di Shandong, China./Reuters
Pelabuhan Qingdao di Shandong, China./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Ekspor China dilaporkan turun pada bulan April, sedangkan kinerja impor meningkat. Laporan ini dirilis persis sebelum berlangsungnya perundingan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Negeri Tirai Bambu.

Badan bea cukai China hari ini, Rabu (8/5/2019), melaporkan ekspor turun 2,7 persen dan impor meningkat 4 persen pada bulan lalu. Dengan demikian, surplus perdagangan mencapai US$13,84 miliar.

Hasil tersebut jauh berbanding terbalik dengan perkiraan para ekonom untuk kenaikan ekspor sebesar 3 persen, sementara impor diprediksi turun 2,1 persen.

“Ekspor yang lesu menunjukkan bahwa ekonomi global kemungkinan belum mencapai titik terendah, sementara impor menandakan pemulihan permintaan domestik,” ujar Peiqian Liu, Asia strategist di Natwest Markets PLC, Singapura.

“Kericuhan dan ketidakpastian dalam perang dagang akan terus membebani perdagangan China,” tambahnya, seperti dikutip Bloomberg.

Sementara itu, surplus perdagangan dengan AS dalam empat bulan pertama 2019 meningkat 10,5 persen dari periode yang sama pada 2018 menjadi sekitar 570 miliar yuan (US$84 miliar).

Perundingan perdagangan antara kedua negara telah bergoyang sejak Presiden Donald Trump Minggu (5/5) mengumumkan berencana untuk menaikkan tarif menjadi 25 persen dari 10 persen terhadap impor China senilai US$200 miliar. Trump menilai perundingan AS-China berjalan terlalu lambat.

Pemerintah China pada Selasa (7/5) menyatakan bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu He akan bertolak ke AS pada Kamis dan Jumat pekan ini untuk mengadakan perundingan perdagangan.

“Untuk 2019, perang perdagangan dengan AS bisa membawa pertumbuhan PDB China turun di bawah 6 persen tanpa pemerintah meningkatkan langkah-langkah stimulus saat ini secara signifikan,” tulis ekonom UBS AG Tao Wang dalam risetnya pada Selasa.

“Pemerintah China akan meningkatkan stimulus kebijakan jika perang perdagangan meningkat, mengubah sikap kebijakan makronya lagi menjadi bias pelonggaran.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper