Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan dana pensiun Norwegia, KLP, menjual 3,2 miliar norwegian krone (NOK) atau setara US$366 juta saham dan obligasinya di 46 perusahaan sebagai upaya keluar dari bisnis batu bara.
CEO KLP Sverre Thornes mengatakan langkah tersebut merupakan sinyal kuat tentang pentingnya untuk beralih dari energi fosil ke energi terbarukan. Adapun portofolio yang dilepas berasal dari beberapa perusahaan terkemuka seperti Sasol, BHP Group, dan Anglo American.
"Batu bara tidak bisa dan tidak boleh menjadi bagian dari pasokan energi di masa depan. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk melakukan divestasi sepenuhnya dari batu bara," katanya, mengutip keterangan resmi, Rabu (8/5/2019).
KLP menyatakan tidak akan lagi berinvestasi di perusahaan manapun yang memperoleh lebih dari 5% pendapatannya dari bisnis batu bara. Ambang batas tersebut ditetapkan karena sulit untuk mendapatkan informasi yang akurat terkait pendapatan di bawah tingkat tersebut.
Selain itu, KLP juga akan angkat kaki dari perusahaan yang memproduksi lebih dari 20 juta ton batu bara per tahun dan menghasilkan lebih dari 10.000 (MW) dari PLTU.
KLP yang mengelola sekitar 600 miliar NOK atau setara US$68,68 miilar belakangan ini memang enggan mengambil risiko untuk berinvestasi di perusahaan yang terkait dengan energi fosil atau kegiatan lain yang dianggap tidak berkelanjutan. Pasalnya, tekanan masyarakat kian menguat agar investasi tidak berdampak negatif pada lingkungan.
Sebelumnya, KLP menyatakan telah melakukan divestasi dari Glencore, pengirim batu bara seaborne terbesar dunia. Selain itu KLP juga menjual saham Vale senilai 97 juta NOK menyusul jebolnya bendungan yang menewaskan sekitar 300 orang pada Januari lalu.
Di Indonesia, langkah KLP tersebut berdampak pada saham PT Astra Internasional Tbk. (ASII) dan PT United Tractors Tbk.(UNTR).
Kepemilikan saham KLP di ASII senilai 25,3 juta NOK dan di UNTR senilai 10,6 juta NOK. Nilai total investasi di kedua perusahaan tersebut mencapai 35,9 juta NOK atau setara Rp59 miliar.