Bisnis.com, JAKARTA — Kuatnya konsumsi masyarakat di dalam negeri diperkirakan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2019 di tengah perlambatan permintaan global.
Rata-rata dari konsensus ekonom memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi pada 3 bulan pertama ini akan mencapai 5,16% dan nilai tengahnya sebesar 5,18%.
Proyeksi tersebut masih sejalan dengan perkiraan pemerintah dan Bank Indonesia (BI). Sebelumnya, Menko Perekonomian Damin Nasution memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal I/2019 mencapai 5,1%.
Darmin melihat bahwa konsumsi masyarakat dan kontribusi positif sektor pertanian cukup berpengaruh besar.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2019 akan mendekati level 5,2% atau lebih tinggi dibandingkan dengan 5,06% pada kuartal I/2018.
Pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh konsumsi dalam negeri yang membaik pada periode Januari—Maret. Konsumsi yang kuat ini dipicu oleh terjaganya daya beli dan keyakinan masyarakat serta berlanjutnya stimulus fiskal, termasuk melalui bantuan sosial dan belanja terkait pemilu.
Baca Juga
Namun, BI melihat investasi sedikit melambat disebabkan oleh pola musiman awal tahun.
Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Andry Asmoro melihat adanya perbaikan signifikan dari belanja pemerintah pada kuartal I/2019 yang diperkirakan tumbuh hingga 6,5% dibandingkan dengan 2,71% pada kuartal I/2018. “Pertumbuhan ini didorong oleh persiapan Pemilu 2019 dan realisasi yang lebih tinggi dari belanja subsidi dan bantuan sosial,” ungkap Andry, belum lama ini.
Sementara itu, investasi tercatat melambat sebesar 5,83% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 7,94%. Menurutnya, hal ini bisa dimengerti karena pemerintah melakukan perubahan fokus anggaran dari proyek infrastruktur ke belanja sosial tahun ini.
Kepala Riset LPEM UI Febrio N. Kacaribu memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama ini akan mencapai 5,2% ditopang oleh kuatnya konsumsi masyarakat.
Febrio meyakini, kuatnya konsumsi masyarakat ini akan terus berlanjut pada tahun ini selama tidak ada perselisihan politik pascapemilu.
“Pengeluaran rumah tangga yang tetap kuat menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia,” tegas Febrio, Minggu (5/5/2019).