Bisnis.com, BANDUNG—Institut Teknologi Bandung bersama dengan PT Pupuk Kujang akan membangun pabrik katalis pertama di Indonesia yang ditargetkan mulai beroperasi pada awal 2020.
Guru Besar Fakultas Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis ITB Subagyo mengatakan bahwa pembangunan pabrik katalis ini merupakan proses hilirisasi dan pengkomersilan katalis merah putih yang dikembangkan oleh ITB sejak tahun 1982 guna mewujudkan kemandirian energi nasional.
“Ground breaking pabrik ini direncanakan akan dilakukan pada 17 Agustus 2019 dan diperkirakan katalisnya akan beroperasi pada awal tahun depan,” katanya di ITB, Selasa, (30/4/2019).
Rencananya, pabrik katalis pertama milik Indonesia ini akan dibangun di Kawasan Industri Cikampek. Katalis merah putih merupakan zat campuran untuk proses penggunaan bahan bakar baik fosil maupun minyak nabati buatan ITB yang berfungsi untuk mempercepat dan mengarahkan reaksi kimia pada proses produksi bahan bakar.
“Kapasitas produksi katalis di pabrik tersebut diperkirakan mencapai 3 ton/hari,” ujarnya.
Subagyo mengatakan katalis sendiri merupakan zat yang mempermudah proses produksi minyak sawit menjadi bensin, diesel dan avtur nabati dengan efesiensi yang tinggi.
“Artinya, kebutuhan bahan [baku] dan kebutuhan energi menjadi efisien sehingga penyelenggaraan energi bisa menjadi murah,” jelasnya.
Dia menambahkan hampir seluruh industri proses memerlukan katalis dalam proses pengolahan produksinya. Industri proses tersebut seperti industri kimia, petrokimia, pengilangan minyak dan gas seperti yang dimiliki Pertamina, kemudian industri oleokimia yang di dalamnya termasuk teknologi energi terbarukan berbasis biomassa dan minyak nabati.
Subagyo melanjutkan saat ini kebutuhan katalis untuk industri perminyakan Indonesia sangat tinggi dengan nilai US$500 juta/tahun. Kendati demikian, seluruh kebutuhan akan katalis tersebut masih harus dipenuhi dengan impor.
“[Akan tetapi] sekarang ini, katalis sudah tidak semuanya dijual bebas di pasaran, sehingga untuk kebutuhan penyelenggaraan industri itu, Indonesia sangat tergantung kepada [produsen] katalis dari luar negeri,” lanjutnya.
Melihat fakta tersebut, setelah melalui berbagai proses penelitian, ITB berhasil mengkomersilkan katalis pertama mereka pada 2011 dan dinamakan katalis merah putih.
Tak hanya menciptakan katalis untuk pengolahan minyak bumi, ITB juga berhasil mengembangkan katalis untuk proses produksi bahan bakar nabati dari minyak sawit berserta proses pengolahannya.
“Bahan bakar nabati yang dihasilkan dari proses perengkahan [cracking] ini bahan bakar yang bersifat drop-in,” lanjutnya.
Dia mengatakan bahan bakar bersifat drop-in merupakan bahan bakar yang memiliki sifat hidrokarbon sehingga dapat langsung digunakan oleh mesin tanpa harus dicampur dengan bahan bakar fosil.