Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Desak Penerbitan SNI untuk Ikan Patin

Pengusaha meminta pemerintah segera menuntaskan penyusunan standar nasional Indonesia atau SNI patin untuk melindungi pasar dalam negeri sekaligus memperkuat pasar ekspor.
Ikan patin/Istimewa
Ikan patin/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Pengusaha meminta pemerintah segera menuntaskan penyusunan standar nasional Indonesia atau SNI patin untuk melindungi pasar dalam negeri sekaligus memperkuat pasar ekspor.

Samiono, Direktur Central Pertiwi Bahari, yang juga merupakan Ketua Bidang Pengembangan Industri Asosiasi Pengusaha Catfish Indonesia (APCI), menyebutkan penyusunan SNI telah dimulai. Bahkan, draf standar tersebut telah rampung. Namun, Samiono belum mengetahui kapan SNI tersebut akan segera diterbitkan.

“Kebetulan APCI dilibatkan [dalam penyusunan SNI]. Waktu direktur jenderal masih Pak Rifky itu draf sudah final, hampir selesai. Kami perlu dorong lagi bahwa ini benar-benar ditindaklanjuti karena itu yang sangat kami tunggu,” katanya, Rabu (24/4/2019).

Menurutnya, SNI ini perlu diterbitkan secepatnya karena akan membutuhkan waktu paling cepat 1 tahun bagi para pelaku industri untuk bisa melakukan penyesuaian hingga pemberlakuan SNI tersebut bersifat wajib.

Wajib SNI patin dinilai bisa menjadi perlindungan terhadap patin Indonesia serta menangkal patin impor. Dari segi kualitas, dia menjamin bahwa patin Indonesia, khususnya yang tergabung dalam APCI, jauh mengungguli produk-produk asal negara lain, khususnya patin atau dori asal Vietnam yang saat ini mendapat penolakan di berbagai negara.

Namun, dari segi harga, produk Indonesia memang sedikit lebih mahal. Samiono menjelaskan, sedikitnya ada tiga aspek yang membuat patin Indonesia unggul dibandingkan dengan produk serupa dari negara lain. Salah satunya adalah penggunaan air sumber dalam budi daya patin.

“Bandingkan dengan Vietnam yang menggunakan air sungai yang sudah mengalir, kalau dilihat [Sungai] Mekong itu ujungnya dari Kamboja. Artinya kalau pakai air sumber ada infi ltrasi air, ikannya juga sehat,” jelasnya.

Selain itu, metode budi daya patin di Indonesia dengan tingkat kepadatan yang rendah juga menjadi keunggulan dari sisi kesejahteraan hewan. Di samping itu, kepadatan yang rendah juga membuat proses budi daya patin Indonesia tidak menggunakan antibiotik melainkan probiotik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper