Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) menyatakan kemacetan yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok mulai terurai setelah sistem operasi di JICT dan TPK Koja kembali berjalan meskipun dengan input secara manual.
Antrean panjang truk yang akan masuk ke pelabuhan berlangsung sejak kemarin sore setelah terjadi gangguan sistem operasi pada kedua terminal peti kemas ekspor dan impor itu.
Kemacetan total terjadi baik menuju maupun keluar Pelabuhan Tanjung Priok. Pagi tadi, sempat terjadi antrean hingga 8 km di exit JICT/Pelabuhan Tanjung Priok karena imbas kendala sistem pelabuhan itu.
Rentetan antrean itu adalah kemacetan di exit Tol Semper dan Dewa Ruci yang didominasi oleh truk bermuatan besar serta Jalan Yos Sudarso dan tol JORR ruas Cakung menuju tol Tanjung Priok.
Akibat kemacetan itu, para sopir kelelahan karena terlalu lama bertahan di jalan. "Pasti lama mengurainya. Paling besok [lalu lintas kembali lancar]," ujar Wakil Ketua Umum Aptrindo Kyatmaja Lookman saat dihubungi, Kamis (25/4/2019).
Berdasarkan pantauan Bisnis di www.cctv.priokport.co.id, lalu lintas di Pos 9 Gate, Jl Pasoso, Jl Raya Pelabuhan, terlihat lancar.
Presiden Direktur JICT Gunta Prabawa belum memberikan keterangan sejauh ini. Namun, menurut keterangan CEO Hutchison Port Indonesia (HPI) Rianti Ang yang beredar di grup-grup Whatsapp, telah terjadi gangguan operating system di kedua operator terminal. HPI berafiliasi dengan JICT dan memiliki saham di TPK Koja.
HPI menyatakan sudah melakukan upaya untuk memecahkan masalah itu dengan mendatangkan tim dari Hong Kong dan Thailand. Saat ini tim dan vendor server sudah berada di JICT. HPI akan menginstalasi sistem versi lama ke server disaster recovery center (DRC). Bea Cukai sudah menyetujui JICT dan TPK Koja menggunakan manual input.
JICT dan TPK Koja mengadopsi sistem aplikasi pelayanan berbasis teknologi informasi asal Hong Kong. Sistem komputerisasi bernama Next Generation (N-Gen) itu memungkinkan pelayanan bongkar muat peti kemas lebih cepat.
Kyatmaja memberi saran, JICT dan TPK Koja ke depan harus membuat back up system sebagai antisipasi jika sistem yang eksis sewaktu-waktu down. "Sama seperti genset. Lampu mati, genset menyala."