Bisnis.com, JAKARTA -- PT Star Energy Geothermal Drajat berencana melakukan pengeboran atau drilling sumur produksi di taman wisata alam Guntur Papandayan untuk menstabilkan reservoir panas bumi kawasan tersebut.
Berdasarkan informasi yang Bisnis.com terima, rencana eksploitasi dan eksplorasi sumur baru telah diajukan ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Pengeboran sumur baru perlu dilakukan lantaran kegiatan usaha panas bumi yang tidak bisa bergantung pada satu lokasi pemboran (wellpad).
Coordinator Social Performance PT Star Energy Geothermal Dali Sadli Mulia mengatakan apabila dalam area pemboran tekanan berkurang maka perlu dibuka sumur baru untuk produksi maupun injeksi. Sumur tersebut berfungsi untuk menstabilkan reservoir panas bumi di dalam. Pengeboran sumur baru juga dilakukan karena lokasi uap yang berpindah,
“Sebetulnya ini untuk menyeimbangkan kapasitas yang sekarang ada,” katanya baru-baru ini.
Adapun dari 3 unit pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Drajat milik PT Star Energy Geothermal Drajat, produksi tahunan mengalami fluktuasi yang tidak cukup signifikan.
Hanya produksi pada 2013 yang mengalami penurunan 31% menjadi 1.565 Gwh. Sementara, tahun berikutnya yakni pada 2014 mengalami peningkatan 41% menjadi 2.213 Gwh. Hingga 2016, kapasitas produksi tetap berada di atas 2.000 Gwh.
Baca Juga
Menurutnya, sebagai pembangkit energi baru terbarukan (EBT), geothermal lebih ramah lingkungan dibandingkan tenaga lainnya seperti batu bara.
Setidaknya PLTP Drajat milik PT Star Energy mampu menghasilkan listrik berkapasitas 271 MW dengan memanfaatkan energi panas dan tekanan geothermal untuk menggerakkan turbin. Panas bumi yang digunakan pun kembali diijenksikan ke dalam tanah.
"Kami juga peduli jangan sampai pembangkit panas bumi yang ada mengganggu berdampak negatif pada ekosistem," katanya.