Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Hulu Migas 2019 Masih Belum Panas

Kinerja hulu minyak dan gas bumi sepanjang kuartal I/2019 belum memuaskan dan terlihat masih jauh dari target kinerja Tahun Anjing Tanah ini.
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar/ANTARA-Wahyu Putro A
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar/ANTARA-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA—Kinerja hulu minyak dan gas bumi sepanjang kuartal I/2019 belum memuaskan dan terlihat masih jauh dari target kinerja Tahun Anjing Tanah ini.

Sebut saja, kinerja produksi migas, investasi, ataupun pemboran sumur eksplorasi maupun pengembangan.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat pencapaian lifting migas sebesar 1,814 juta barrel of oil equivalent per day (boepd) selama Kuartal I/2019 atau 94.6% dari target APBN 2019 sebesar 2,205 ribu boepd.

Dari sisi investasi, kinerjanya tercatat senilai US$2,22 miliar pada kuartal I/2019 atau mengalami pertumbuhan sebesar 10% dibandingkan dengan realisasi investasi periode sama tahun lalu.

Tetapi realisasi investasi pada kuartal pertama tahun ini, baru memenuhi sekitar 15% dari target investasi 2019 senilai US$14,7 miliar.

Deputi Operasional SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan kinerja hulu migas sulit diukur dalam hitungan per kuartal, seperti halnya investasi.

"Karena makin ke belakang, makin besar biasanya," kata Fatar kepada Bisnis, akhir pekan ini.

Selain itu, terkait pemboran tercatat ada 15 sumur pemboran eksplorasi, dan 61 sumur pemboran pengembangan.

Terkait aktivitas seismik 2D, tercatat sudah diselesaikan 646 kilometer (Km) dan seismik 3D terselesaikan 437 kilometer persegi.

Untuk seismik 2D dan 3D yang masih dikerjakan hingga akhir tahun masing-masing 7.484 Km dan 6.488 Km2.

Fatar mengatakan perkembangan seismik 2D maupun 3D terus dilanjutkan hingga akhir tahun, sehingga kinerjanya terus dipantau.

Kendati belum memenuhi target, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar memiliki pembelaan tersendiri. Menurutnya, khusus untuk investasi migas, jangan dianggap target tidak tercapai.

"Cost recovery itu masuk Capex, misalnya US$10 miliar, berarti investasinya kan US$10 miliar. Nah kami melakukan pemangkasan, setelah melakukan evaluasi, misalnya US$3 miliar, apakah berarti investasi tidak tercapai targetnya?" ungkap Arcandra.

Arcandra mengatakan investasi di sektor hulu migas sudah direncanakan dalam rencana kerja dan anggaran perusahaan (WPNB), sementara setelah itu masih ada proses evaluasi atas proposal yang disampaikan.

"Harus dilihat juga dari efisiensinya, karena kan Cost Recovery, pemerintah mengembalikannya," tambah Arcandra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper