Bisnis.com, JAKARTA -- PT Jasa Marga Tbk. siap melepas kepemilikan saham di beberapa ruas jalan tol lewat instrumen dana investasi infrastruktur atau dinfra.
Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani mengatakan penerbitan dinfra merupakan bagian dari upaya perseroan dalam menggalang dana untuk pembangunan jalan tol. Dia menambahkan dalam empat tahun terakhir, ruas jalan tol yang beroperasi akan mencapai 650 kilometer.
Menurut Desi, pembangunan ruas-ruas baru membutuhkan investasi hingga Rp100 triliun. Untuk itu, Jasa Marga melakukan beragam cara untuk meraup pendanaan, mulai dari penerbitan obligasi, project bond, hingga reksa dana penempatan terbatas.
"Intinya ekuitas kami recycle. Kami ajak investor [untuk berpartisipasi]. Model [pendanaan] tergantung karakter [ruas tol], berbeda antara yang brownfield dan greenfield," jelasnya selepas pencatatan perana DINFRA Toll Road Mandiri-001di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (15/4/2019).
Untuk diketahui, dinfra merupakan wadah berbentuk kontrak investasi kolektif yang menghimpun dana dari investor. Dana tersebut kemudian ditempatkan pada aset infrastruktur bentuk utang dan/atau ekuitas oleh manajer investasi.
Dalam penawaran DINFRA Toll Road Mandiri-001, dana yang dihimpun akan digunakan untuk membeli saham PT Jasa Marga Pandaan Tol, pemilik konsesi ruas tol Gempol—Pandaan. Jalan tol sepanjang 13,61 kilometer itu menjadi underlying dalam penerbitan instrumen dinfra.
Baca Juga
Desi mengatakan, perseroan memiliki 18 ruas jalan tol yang sudah beroperasi dan berpotensi digunakan sebagai aset dasar dalam penerbitan dinfra selanjutnya. Dia mengimbuhkan, ruas-ruas yang sudah beroperasi atau brownfield memenuhi kriteria untuk menjadi aset dasar dari instrumen dinfra.
Selain itu, ruas-ruas yang bisa dilepas lewat instrumen dinfra juga harus dimiliki mayoritas oleh Jasa Marga. Dessi menyebut, ruas yang potensial dan memenuhi kriteria adalah Surabaya—Mojokerto. Di ruas sepanjang 36,27 kilometer itu, Jasa Marga memiliki saham 55%.
"Selanjutnya untuk ruas yang mana lagi, kami harus lihat kondisi market dan gairah pasar seperti apa," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel