Bisnis.com, SURABAYA - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia memprediksi tren pertumbuhan konsumsi barang ritel dan fast moving consumer goods (FMCG) kuartal I dan II tahun ini bakal lebih tinggi dibandingkan tahun lalu setidaknya di atas 5,1%.
Abraham Ibnu, Koordinator Wilayah Indonesia Bagian Timur Aprindo, mengatakan peningkatan konsumsi semester I tahun ini diperkirakan banyak didorong oleh momentum pilpres, puasa dan lebaran.
"Transaksi ritel akan naik karena momentum pilpres, misalnya beli kaos warna putih untuk dipakai waktu coblosan. Lalu belanja makanan dan minuman kemasan," katanya saat FGD Persaingan Pasar Tradisional vs Modern Dalam Perdagangan Fast Moving Consumer Goods (FMCG), Senin (1/4/2019).
Ibnu mengatakan umumnya setelah Lebaran, akan terjadi sedikit penurunan tingkat konsumsi masyarakat terhadap barang ritel atau FMCG. Namun, pada semester II nantinya diperkirakan akan tumbuh lagi di akhir tahun saat momen Natal dan Tahun Baru.
Dia memaparkan pada kuartal IV/2018, tingkat konsumsi pribadi untuk barang ritel mencapai 5,1% atau meningkat tipis dibandingkan pertumbuhan pada kuartal IV/2017 yang mencapai 5%. Sementara untuk konsumsi dari pemerintah juga mengalami pertumbuhan, pada kuartal IV/2017 tercatat tumbuh 3,8% dan pada kuartal yang sama 2018 mencapai 4,6%.
"Sedangkan pertumbuhan investasi ritelnya yang malah turun, pada 2017 bisa tumbuh 7,3% tapi 2018 cuma tumbuh 6%," katanya.
Ibnu menambahkan di wilayah Indonesia bagian timur tercatat ada 12.400 outlet ritel Aprindo dengan omset rerata Rp14 triliun per tahun.
"Dari anggota Aprindo ada berbagai macam ritel, ada hypermart, supermarket, minimarket, departemen store, tapi sebagian besar memang minimarket," katanya.
Sementara itu secara nasional dari Aceh hingga Papua tercatat ada 600 perusahaan dengan jumlah 45.000 outlet yang mampu menyerap 2,5 juta karyawan.