Bisnis.com, JAYAPURA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bakal menyiapkan langkah penting untuk mencegah terjadinya bencana banjir di Sentani, Kabupaten Jayapura di masa yang datang. Banjir di Sentani yang terjadi pada 16 Marert 2019 lalu itu telah memakan korban jiwa hingga 112 orang.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan kerusakan yang timbul akibat banjir di Sentani cukup mencengangkan. Pasalnya, banjir telah membawa banyak material batu dan pasir dari Pegunungan Cycloops.
Basuki yang tiba di Jayapura, Minggu sore (31/3/2019) langsung meninjau salah satu lokasi paling parah, yaitu di Kampung Doyo Baru. Di sana, banjir meluluhlantakkan rumah n juga hanggar pesawat milik Adventist Aviation.
Menurut Basuki, berdasarkan hasil pengamatan, banjir di Sentani dipicu alih fungsi lahan di Pegunungan Cycloops. Saat curah hujan tinggi, sungai tidak bisa menampung curahan hujan karena daerah tangkapan air telah berubah fungsi menjadi permukiman.
"Kami analisis, ini harus mengarahkan [aliran air] ke sungai aslinya. Kedua, jangan sampai materialnya terbawa. Jadi kami pikir akan buat semacam sabo dam," jelasnya di Sentani, Jayapura, Minggu (31/3/2019).
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir di Sentani telah merenggut 112 korban jiwa dan melukai 961 orang. Selain itu, sebanyak 4.763 jiwa atau 963 kepala keluarga mengungsi di 22 titik.
Baca Juga
Basuki menerangkan, tata ruang di Sentani juga akan ditinjau kembali karena beberapa permukiman berada di wilayah yang rentan bencana. Oleh karena itu, opsi relokasi permukiman tengan dipertimbangkan dan hal ini memerlukan koordinasi antarpemangku kepentingan.
Sebelumnya, Kementerian PUPR telah membantu proses evakuasi warga, mobilisasi alat untuk evakuasi korban yang tertimbun material, dan membersihkan jalan sepanjang 2 kilometer yang tertutup lumpur. Kementerian PUPR juga mendistribusikan prasarana dan sarana air bersih dan sanitasi ke lokasi terdampak.