Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Perusahan Jasa Pengiriman Ekspress, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) tengah melakukan finalisasi penyewaan pesawat kargo udara mandiri guna menekan biaya surat muatan udara (SMU) atau kargo udara yang naik.
Wakil Ketua Umum Asperindo Budi Paryanto mengatakan, persiapan penyewaan kargo udara sudah memasuki tahapan akhir, yang pada Senin (1/4/2019) pekan depan akan ada pembahasan terakhir.
"Ya sekarang kami fokus ke situ [penyiapan sewa pesawawt kargo udara], masih dihitung harganya. Pekan depan baru finalisasinya, hari Senin kami rapat," katanya kepada Bisnis, Kamis (28/3/2019).
Dia menyayangkan kondisi saat ini ketika para maskapai penumpang tengah bersiap menurunkan kembali harga tiketnya, tetapi tidak berlaku degnan ongkos kargo udara.
"Masih belum ada tanda-tanda tarif kargo akan diturunkan, [sementara] tiket sepertinya sudah harus turun per 1 April," terangnya.
Selain itu, dia juga menyayangkan belum adanya tarif batas atas dan batas bawah dalam kargo udara sehingga pemerintah tidak dapat mengatur besaran tarif SMU. Hal ini berbeda dengan tiket pesawat yang ada regulasi tarif batas atas dan bawahnya.
Asperindo sudah dalam tahap pembicaraan serius dengan maskapai khusus kargo udara atau freighter, salah satu pembicaraannya mengerucut dengan MyIndo Airlines.
Wakil Ketua Umum Asperindo, Budi Paryanto menuturkan pihaknya tengah menjajal kerja sama dengan berbagai maskapai kargo guna mengalihkan kiriman barangnya akibat kenaikan tarif kargo udara pada maskapai penumpang.
"Asperindo memang sedang menjajaki peluang kerja sama dengan beberapa operator freighter. Kami sudah bertemu dengan MyIndo Airlines, Trigana Air dan ThreeMG," terangnya.
Menurutnya seluruh operator cargo freighter tersebut masuk dalam penjajakan dan evaluasi dari sisi harga dan operasinya. Budi juga menegaskan, pihaknya masih menanti hasil kajian mengenai urgensi pembukaan rute sehingga dapat menyesuaikan antara harga dan tujuannya sesuai kebutuhan.
Dia menyebut, rute Palembang memiliki urgensi tersendiri karena biaya kenaikan surat muatan udara (SMU) menjadi yang paling tinggi dibandingkan dengan tujuan lain. "Bisa sampai 350%," katanya.