Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri adakan pertemuan dengan para pemimpin perusahaan asal eropa terkait diskriminasi uni eropa terhadap kelapa sawit pada Rabu (20/3/2019).
Tercatat dalam undangannya ada 60 perusahaan yang diundang untuk berdiskusi terkait masa depan produksi kelapa sawit Indonesia. Ke-60 perusahaan tersebut di antaranya PT Unilever Indonesia, Tbk., HSBC, BritCham, PT Bayer Indonesia, PT BMW Indonesia, Henkel Indonesia dan sebagainya.
Tak hanya korporasi, pertemuan yang juga dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan ini juga mengundang perwakilan Kementerian/Lembaga dan asosiasi terkait di antaranya Kementerian Pertanian, Kementerian Keuangan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pengusaha kelapa sawit dan Kamar Dagang Indonesia.
Seperti yang diketahui, pada Rabu (13/3/2019) Komisi Uni Eropa (UE) memutuskan untuk menghapus penggunaan minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) sebagai bahan bakar. Dalam pernyataannya, Komisi Eropa menganggap CPO tidak layak dijadikan bahan bakar lantaran produksinya merusak lingkungan.
Menurut Komisi Eropa, 45% dari ekspansi produksi minyak sawit sejak 2008 menyebabkan kerusakan hutan, lahan basah atau lahan gambut, dan pelepasan gas rumah kaca yang dihasilkan. Jumlah itu lebih besar dibanding dampak serupa yang timbul akibat ekspansi produk kedelai, bunga matahari, dan rapeseed.