Bisnis.com, JAKARTA - Pelindo I tengah mencari mitra strategis untuk mengelola kawasan industri Kuala Tanjung yang bakal menjadi penyokong Pelabuhan Kuala Tanjung. Adapun luas kawasan industri tersebut mencapai hingga 3.000 hektare.
Direktur Keuangan Pelindo I M. Nur Sodiq mengatakan bahwa mitra strategis itu diharapkan menopang sebagian dana pengembangan melalui pembentukan perusahaan patungan dengan PT Prima Pengembangan Kawasan, anak perusahaan Pelindo I yang mengelola kawasan industri Kuala Tanjung.
"Kami sedang beauty contest untuk mitra strategis. Siapa saja pesertanya, kami tidak bisa sebut," katanya kepada Bisnis, Rabu (20/3/2019).
Pencarian mitra strategis bersamaan dengan proses pembebasan lahan yang tahun ini ditargetkan 400 hektare. Pelindo I menyiapkan dana Rp2 triliun untuk akuisisi lahan dan pembangunan infrastruktur dasar, seperti jalan dan listrik.
Kawasan industri dengan luas hingga 3.000 hektare itu akan menjadi daerah asal barang (hinterland) Pelabuhan Kuala Tanjung yang digadang-gadang pemerintah menjadi hub internasional di Selat Malaka.
Sebelumnya, sesuai Peraturan Presiden No 81/2018, penugasan pembangunan, pengembangan, dan pengelolaan kawasan industri Kuala Tanjung dilaksanakan Pelindo I dengan mengikutsertakan dan bersama PT Indonesia Asahan Aluminium atau Inalum (Persero).
Menurut Sodiq, ada kemungkinan pula PTPN III ikut bersinergi dalam pengembangan kawasan. Adapun, Pelabuhan Kuala Tanjung dengan kapasitas terminal 600.000 TEUs telah diuji coba dengan disandari beberapa kapal berukuran besar, baik untuk kegiatan domestik maupun ekspor.
Kapal yang sudah sandar mencakup KM Sinar Belawan yang memilik bobot sekitar 12.000 GT dengan panjang 145,5 meter. Kapal milik perusahaan pelayaran PT Samudera Indonesia itu mengangkut 50 boks kargo milik PT Unilever Indonesia.
Kapal Wan Hai 505 dan Wan Hai 507 dengan panjang setiap kapal 268 m dan kapasitas 4.500 TEUs juga sudah sandar. Masing-masing kapal mengangkut barang ekspor milik PT Unilever Indonesia dan PT Domas Agrointi Perdana (P&G) tujuan ke China, India, Singapura, dan Malaysia.
Pelabuhan telah dilengkapi dengan dermaga ukuran 500x60 m, trestle sepanjang 2,8 km dan lebar 18,5 m, serta dilengkapi rak pipa 4 linex8 inch, 3 unit ship to shore (STS) crane, 8 unit automated rubber tyred gantry (ARTG) crane, 21 unit truck terminal, dan 2 unit mobile harbour crane (MHC), serta terminal operating system (TOS) peti kemas maupun curah cair.
Pelabuhan di Kabupaten Batubara itu, sekitar 130 km dari Kota Medan, dioperatori PT Prima Multi Terminal, perusahaan patungan Pelindo I, PT Pembangunan Perumahan, dan PT Waskita Karya.