Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kata Pengamat Pajak Soal e-KTP Sandiaga Uno Saat Debat Cawapres

pernyataan Sandiaga Uno tersebut mengingatkan publik terkait pengimplementasian Single Identity Number (SIN) yang di Indonesia sendiri bukanlah isu baru khususnya di dunia perpajakan.
DEBAT CAWAPRES PILPRES 2019: Calon Presiden nomor urut 01 Maruf Amin dan nomor urut 02 Sandiaga Uno menyampaikan visi&misi dalam Debat Calon Wakil Presiden Pilpres 2019 di Jakarta, Minggu (17/3)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
DEBAT CAWAPRES PILPRES 2019: Calon Presiden nomor urut 01 Maruf Amin dan nomor urut 02 Sandiaga Uno menyampaikan visi&misi dalam Debat Calon Wakil Presiden Pilpres 2019 di Jakarta, Minggu (17/3)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Dalam debat calon wakil presiden akhir pekan lalu, cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno menyebut soal kartu bahwa zaman now cukup menggunakan satu kartu saja yaitu e-KTP.

Pernyataan Sandi itu merupakan antitesis dari program-program kartu yang banyak dipaparkan oleh cawapres nomor urut 01 KH. Ma'aruf Amin.

Menariknya, pernyataan Sandiaga Uno tersebut mengingatkan publik terkait pengimplementasian Single Identity Number (SIN) yang di Indonesia sendiri bukanlah isu baru khususnya di dunia perpajakan.

Direktur Eksekutif CITA Yustinus Prastowo dalam cuitannya mengungkapkan ide menyelesaikan SIN  yang disampaikan Sandiaga adalah hal penting dan pekerjaan rumah bagi siapapun presiden Indonesia kelak.

"Tanpa SIN, kita tak akan pernah dapat menjadi bangsa yang besar dan maju," kata Prastowo seperti dikutip, Selasa (19/3/2019).


Menurutnya, sejak diwacanakan mantan Dirjen Pajak Hadi Poernomo tahun 2001, ide pengembangan sistem identitas tunggal ini bergulir. Akan tetapi sayangnya tak berlanjut.

"Bisa dibayangkan jika NIK dan NPWP bisa dikawinkan, akan sangat dahsyat. Belum lagi efisiensi dan efektivitas administrasi lain," cuitnya lagi.

Prastowo juga menyebutkan sejak 2015 sudah diusulkan kembali, apalagi waktu itu ada momentum tax amnesty, lalu Automatic Exchange of Information. 

"Sayang ide ini tak populer. Capres-Cawapres dan caleg musti diuji dengan konsep SIN," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper