Bisnis.com, JAKARTA – Kecelakaan pesawat tipe Boeing-737 Max 8 sebanyak dua kali bukan tanpa sebab. Konon, Boeing Co. terlalu mempengaruhi persetujuan keselamatan bagi pesawat baru di dalam regulator penerbangan sipil di Amerika Serikat. Independensi regulator penerbangan sipil AS itu pun dipertanyakan.
Bahkan, sejumlah karyawan Federal Aviation Administration (FAA) sempat memperingatkan pengaruh yang diberikan Boeing kepada regulator itu pada tujuh tahun lalu.
Beberapa karyawan itu meminta dilakukan penyelidikan oleh auditor Departemen Transportasi AS untuk mengkonfirmasi bahwa FAA belum melakukan cukup banyak hal untuk menagih pertanggungjawaban dari Boeing.
Alhasil, kondisi ini menciptakan lingkungan kerja yang negatif di FAA. Karyawan terbagi menjadi dua kubu antara pihak yang menyetujui desain pesawat Boeing yang baru, serta modifikasinya, sedangkan satu kubu lagi pihak yang harus menghadapi ‘konsekuensi’ jika berani angkat suara.
Kekhawatiran ini sudah muncul sebelum tanggal pengembangan tipe 737 MAX sampai terjadinya dua tragedi maut yang menimpa maskapai Lion Air di Indonesia dan Ethiopian Airlines di Ethiopia.
Pada Minggu (10/3/2019) sebelum Ethiopian Airlines jatuh, seseorang yang akrab dengan 737 MAX mengatakan bahwa Inspektur Jenderal Departemen Transportasi tengah memeriksa sertifikasi desain pesawat tersebut.
Baca Juga
Kini, Kepala Pejabat Eksekutif Boeing Dennis Muilenburg beserta sejumlah pejabat FAA harus mempertahankan hasil uji layak terbang atas tipe pesawat Boeing yang kontroversial tersebut.
Pasalnya, investigasi dari Seattle Times menemukan FAA memberikan penilaian keselamatan yang positif bagi Boeing, tetapi mereka juga memberikan analisis kelemahan krusial pada pesawat buatan Amerika Serikat (AS) tersebut.
Seperti dikutip Wall Street Journal Minggu (17/3/2019), Juri Agung Washington D.C mengeluarkan surat pemanggilan kepada satu orang yang terlibat dalam proses pengembangan generasi Boeing 737 MAX.
Mengutip dari Bloomberg, FAA disebut memberikan banyak keleluasaan persetujuan pesawat baru milik Boeing. Bahkan, produsen pesawat asal AS itu bisa memilih anggota FAA yang akan mengawasi pengujian, kelayakan, dan keselamatan pesawat tersebut.
Independensi FAA Dipertanyakan
Ketua Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) periode 1994-2001 Jim Hall mempertanyakan independensi FAA sebagai regulator penerbangan sipil di AS.
"Ini menimbulkan pertanyaan bagi saya, apakah badan tersebut didanai dengan benar, [memiliki] staf yang tepat, dan apakah sudah ada cukup pengawasan independen?" ujarnya.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengistruksikan pelarangan terbang untuk semua pesawat Boeing 737 MAX 8 dan 9 menyusul terjadinya dua kecelakaan fatal dalam medio beberapa bulan terakhir.
"Semua pesawat itu dilarang terbang, segera berlaku. Keselamatan warga Amerika, dan semua orang adalah perhatian utama kami," ungkap Trump dalam jumpa pers berkaitan kasus yang menyeret Boeing 737 MAX Series, Rabu (13/3/2019).
FAA lantas segera menindaklanjuti komentar Presiden AS tersebut dengan melarang terbang semua 737 MAX 8. "Larangan terbang akan tetap berlaku sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut, termasuk pemeriksaan informasi dari perekam data pesawat dan suara kokpit," terang FAA.
Pernyataan ini sekaan membalikkan pernyataan FAA sebelumnya yang justru sangat membela Boeing ketika Kanada mengumumkan bakal menarik tipe 737 MAX 8 dari penerbangan.