Bisnis.com, JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk. memperkirakan pengalihoperasian 16 unit pesawat jenis ATR 72-600 kepada Citilink Indonesia akan tuntas pada 2020.
Direktur Utama Garuda Indonesia IGN Askhara Danadiputra mengatakan bahwa hingga saat ini sudah ada lima unit ATR yang sudah menggunakan livery Citilink. Namun, yang sudah dioperasikan oleh maskapai berbiaya rendah (low cost carrier/LCC) tersebut baru dua dari total 16 unit yang dimiliki.
"[Sisanya akan dialihoperasikan] bertahap, sampai dengan tahun depan sekitar Januari atau Februari," kata Askhara, Senin (18/3/2019).
Dia menambahkan pengalihoperasian tersebut akan dilakukan secara bertahap berdasarkan perkembangan permintaan masyarakat maupun hasil evaluasi rute-rute Citilink yang menggunakan pesawat bermesin turboprop ganda tersebut.
Pihaknya memperkirakan evaluasi terhadap rute-rute Citilink yang diterbangi dengan pesawat ATR setidaknya membutuhkan waktu hingga enam bulan ke depan. Akan tetapi, emiten berkode GIAA tersebut tidak menjadikan tingkat keterisian kursi (seat load factor/SLF) sebagai acuan utama.
Pria yang akrab disapa Ari Askhara ini memastikan dalam 2 tahun terhitung sejak 2019, proses pengalihoperasian 16 unit ATR milik Garuda kepada Citilink harus sudah tuntas. "Program selama 2 tahun, nanti semuanya di operasikan Citilink," ujarnya.
Wacana pengalihoperasian pesawat ATR nilik Garuda kepada Citilink sudah muncul sejak September 2018. Saat itu, Garuda yang masih dipimpin oleh Pahala N. Mansury mengusulkan langkah tersebut untuk mengurangi biaya operasional induk perusahaan.
Garuda sendiri telah meminta kepada pihak pabrikan yang berbasis di Toulouse Perancis agar pengiriman sembilan unit sisa pesanan ATR tidak dilakukan. Tercatat, Garuda telah memesan 25 unit ATR dan hingga saat ini sudah dikirim sebanyak 16 unit.