Bisnis.com, JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC menggandeng para pemangku kepentingan di pelabuhan membangun kesadaran tentang pentingnya keselamatan kerja salah satunya untuk mengemudikan kendaraan truk angkutan barang nihil kecelakaan (zero accident).
"IPC berkepentingan menjaga komitmen zero accident dengan memperkuat kultur Work Safety for Zero Accident, serta melakukan digitalisasi di semua aktivitas dan operasional,” kata Direktur Utama IPC, Elvyn G. Masassya dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (18/3/2019).
Elvyn menjelaskan bahwa nihil kecelakaan merupakan salah satu indikator yang harus dipenuhi untuk menjadi pelabuhan kelas dunia.
“Di lingkungan internal IPC Grup, kami bahkan telah menandatangani komitmen zero accident. Kami berkepentingan memastikan keselamatan dan keamanan aktivitas di pelabuhan,” ujarnya.
Menurut Elvyn, di era baru pelabuhan, IPC dan para pelaku bisnis di pelabuhan memiliki tanggung jawab untuk memastikan risiko, waktu pelayanan dan biaya operasional yang dikeluarkan pengguna jasa di pelabuhan dapat semakin efisien sehingga meningkatkan kualitas pelayanan serta dapat mendukung program pemerintah menurunkan biaya logistik.
Risiko ini termasuk di dalamnya risiko kecelakaan dan keselamatan kerja. Oleh karena itu, IPC mendukung Deklarasi Pengemudi Truk Pelopor Keselamatan, guna membangun kesadaran akan pentingnya keselamatan dalam mengemudikan kendaraan, terutama truk angkutan barang.
Tuntutan ini sejalan dengan pembangunan budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang telah diimplementasikan IPC sebagai bagian dari upaya meningkatkan produktivitas dan daya saing bangsa.
Sekitar 10.000 pengusaha dan pengemudi truk angkutan barang Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) mengikuti kegiatan Deklarasi Pengemudi Truk Pelopor Keselamatan di Terminal JICT Pelabuhan Tanjung Priok. Deklarasi tersebut dihadiri Presiden RI Joko Widodo beserta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Presiden dalam sambutannya mengatakan bahwa peran pengemudi penting dalam mendistribusikan barang, karena kalau tidak ada pengemudi maka masyarakat akan kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari.