Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah bersama bank sentral memutuskan untuk menargetkan perolehan devisa tahun ini sebesar US$17,6 miliar, turun dibandingkan target yang dipaparkan Kementerian Pariwisata sebelumnya sebesar US$20 miliar.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan angka devisa US$20 miliar pada 2019 merupakan target, sementara US$17,6 devisa dan 20 juta kunjungan merupakan proyeksi.
"Kenapa begitu, karena seperti tahun lalu juga targetnya US$17 miliar dan 17 juta kunjungan, tercapainya devisanya US$16 miliar dan 16 juta turis tahun lalu," papar Arief dalam Rakorpusda di Gedung BI, Senin (18/3/2019).
Jika ada perbedaan angka, Arief menuturkan hal tersebut terkait teknis pencatatan. Dalam pendataan, BI hanya mencatat data dari pintu utama. Sementara itu, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengambil data dari pintu utama dan pintu perbatasan.
"Kemenpar mengeluarkan angka [realisasi devisa] US$16 miliar dan BI mengeluarkan US$15,6 miliar tahun lalu," ungkap Arief.
Ketika disinggung terkait dengan perlambatan global yang bisa memicu penurunan kunjungan turis, Menko Maritim Luhut B. Panjaitan Luhut mengelak adanya risiko tersebut.
"Sampai hari ini kita belum ada indikasi ke sana. Pertanyaannya sebagian besar sudah kita bicarakan, kita sudah mengantisipasi langkah-langkah itu," ungkap Luhut.