Bisnis.com, JAKARTA - PT Freeport Indonesia (PTFI) dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PTAMNT) akhirnya mendapatkan perpanjangan rekomendasi surat persetujuan ekspor (SPE) konsentrat tembaga untuk satu tahun ke depan.
Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM Yunus Saefulhak mengatakan rekomendasi untuk keduanya terbit Jumat (8/3/2019). PTFI mendapatkan kuota sebanyak 198.282 ton, sementara PTAMNT mendapatkan kuota sebanyak 336.100 ton.
"Penentuan kuotanya itu ada tiga cara. Based on cadangan, based on RKAB, dan based on smelter. Nantinya dipiih mana yang terkecil," ujarnya, Jumat (8/3/2019).
Dia menjelaskan kuota PTFI turun drastik dibandingkan dengan sebelumnya yang mencapai 1,25 juta ton. Pasalnya, produksi PTFI akan anjlok mulai tahun ini karena tengah dalam masa transisi dari penambangan terbuka ke penambangan bawah tanah.
Di sisi lain, pasokan untuk dalam negeri diperkirakan tetap, sehingga akan memangkas porsi ekspor.
Pada tahun ini, rencana produksi konsentrat tembaga Freeport Indonesia hanya sekitar 1,3 juta ton saja, jauh dari realisasi tahun lalu sekitar 2,1 juta ton. Sebanyak 1-1,1 juta ton akan dipasok ke PT Smelting di Gresik, sehingga tersisa sekitar 200.000 ton untuk diekspor.
Yunus menjelaskan rekomendasi tersebut memang terbit cukup lama sejak izin ekspor konsentrat tembaga untuk keduanya habis. Namun, dia menegaskan hal tersebut bergantung pada kecepatan hasil verifikasi pembangunan smelternya.
"Rekomendasi ini agak lama karena verifikasinya baru diterima. Kalau sistemnya sudah online," tuturnya.
Sementara itu, Presiden Direktur PTAMNT menyatakan telah rekomendasi SPE konsentrat tembaga dengan kuota sesuai pengajuan. Dia pun siap melanjutkan ekspor.
"Kami menyampaikan appresiasi atas dukungan pemerintah dan akan terus fokus untuk memproduksi dan melakukan ekspor sesuai dengan rekomendasi ekspor yang telah disetujui di samping memaksimalkan serapan dalam negeri," katanya.
Adapun kuota yang diperoleh kali ini lebih rendah dari kuota sebelumnya yang mencapai 450.826 ton konsentrat tembaga.
Dia menyatakan akan ada penurunan produksi tahun ini karena ada beberapa penyesuaian dalam operasional tambang. Meskipun akan menurunkan tingkat produksi sementara, proses penambangan ke depan diyakini akan lebih efisien.