Bisnis.com, JAKARTA--Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berkesempatan mengikuti ujicoba Moda Raya Terpadu (MRT).
Dalam kesempatan tersebut, dirinya mengatakan moda transportasi itu dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap keseluruhan roda ekonomi DKI Jakarta.
Keberadaan MRT disebutnya bukan sebatas meningkatkan mobilitas warga dengan waktu tempuh yang lebih singkat, melainkan juga berimplikasi terhadap pertumbuhan bisnis properti.
"Kita semua bisa membayangkan mobilitas yang luar biasa dari MRT yang juga akan men-drive permintaan tempat tinggal. Orang tidak perlu beli properti di tengah kota karena semakin singkat waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tengah kota," ujarnya di Jakarta, Rabu (6/3).
Kesiapan MRT sudah mencapai 99% sebelum beroperasi secara komersial. Proyek bernilai Rp16 triliun tersebut diasumsikan dapat melayani sekitar 130 ribu penumpang setiap hari.
MRT mempersiapakan sebanyak 16 rangkaian kereta dengan enam gerbong di setiap rangkaian. Setiap rangkaian diperkirakan dapat menampung sekitar 1.200-1.800 penumpang.
Pendanaan Proyek MRT Fase I dan II berasal dari 49% Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan 51% APBD Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
INRIX Global Traffic Scorecard menempatkan Jakarta di urutan ke-12 sebagai kota paling macet di dunia.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional memperkirakan kemacetan tersebut menimbulkan kerugian senilai US$5 miliar atau setara Rp67,5 triliun per tahun.
MRT akan menambah pilihan moda transportasi massal yang sudah tersedia di ibukota, yaitu KRL dengan kapasitas 1,2 juta orang per hari dan Busway dengan kapasitas 1 juta orang per hari.
"MRT ini betul-betul akan mentransformasikan Indonesia khususnya Jakarta menjadi masyarakat modern," ujarnya