Bisnis.com, JAKARTA - Kumpulan peternak bergabung melakukan aksi unjuk rasa untuk mengemukakan empat tuntutan utama kepada pemerintah.
Adapun peternak yang ikut bergabung dalam aksi unjuk rasa berada di bawah payung asosiasi Peternak Unggas Rakyat Mandiri, Gabungan Asosiasi Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar), Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) dan Perhimpunan Peternak Unggas Nusantara (PPUN).
Gabungan peternak lintas asosiasi itu merasa ada upaya sistematis marginalisasi terhadap peternak mandiri. Oleh sebab itu, peternak unggas yang tergabung dalam asosiasi PINSAR, GOPAN, dan PPUN menuntut:
1. Meminta Presiden Republik Indonesia, untuk memberikan rasa keadilan dalam berusaha dan perlindungan usaha bagi Peternak Unggas Rakyat Mandiri sehingga tidak mengalami kerugian parah seperti saat ini.
2. Meminta Presiden Republik Indonesia, untuk mengambil inisiatif mengeluarkan PERPU untuk menggantikan Undang Undang Peternakan yang jelas terbukti memarginalkan peternak unggas rakyat di Indonesia. Hak budidaya, dikembalikan lagi kepada Peternak Rakyat.
3. Meminta Presiden Republik Indonesia, untuk menurunkan harga sarana produksi peternakan, terutama harga Pakan dan DOC dalam waktu yang secepatnya.
4. Meminta Presiden Republik Indonesia, untuk berinisiatif menggunakan kewenangannya dalam mengendalikan pasokan DOC/Ayam Hidup, secepatnya.
Sekretaris Jenderal PPUN Kadma Wijaya mengatakan sejak Oktober 2018 hingga saat ini, harga ayam hidup terus mengalami penurunan.
Berdasarkan catatan pantauan harga oleh peternak, harga rata-rata ayam hidup pada bulan Oktober 2018 rata rata sebesar Rp19.000/kg dan terus menurun hingga di bulan Februari 2019 harga ayam hidup rata rata mencapai Rp17.373/kg.
"Dengan demikian, terjadi penurunan harga ayam hidup rata rata setiap bulan 8.6%. Kondisi ini jelas merugikan Peternak Unggas Rakyat Mandiri," katanya Selasa (5/3).
Menurutnya, selama 6 bulan ini rata rata Peternak Unggas Rakyat Mandiri mengalami kerugian sebesar Rp3.000/kg ayam hidup. Jika dalam tiap minggu diperkirakan terdapat 18 Juta ekor ayam hidup yang dihasilakn peternak mandiri, dan asumsi tingkat kematian sebesar 5%, dengan bobot rata rata 1,6 kg/ekor, danselama 6 bulan terdapat 26 minggu siklus produksi.
"Maka kerugian yang dialami oleh peternak unggas rakyat mandiri selama 6 bulan terakhir, mencapai Rp2 triliun," pungkasnya.