Bisnis.com, JAKARTA -- Pada 2020, Generasi milenial akan menguasai 50% dari industri tenaga kerja global, hal itu mendorong tingkat kebutuhan properti meningkat dalam lingkup urban.
Namun, faktanya berdasarkan riset Goldman Sachs, generasi milenial masih urung membeli properti. Selain menganggap urusan KPR rumit, generasi milenial cenderung mengutamakan kebutuhan konsumsi dan traveling ketimbang membeli rumah.
Selain itu, Generasi milenial lebih membutuhkan hunian urban yang mengutamakan efisiensi seperti apartemen.
Founder Rumah Milenial sekaligus Wakil Rektor III LSPR Jakarta, Taufan Teguh Akbari mengatakan bahwa rata-rata generasi milenial lebih memilih properti berjenis apartemen ketimbang rumah tapak.
“Generasi milenial urban, cenderung memilih efisiensi properti yang dekat dengan daerah kantor seperti properti apartemen,” ujar Taufan saat acara PUPR 4.0 Expo pada Senin, (4/3/2019).
Menurut Taufan, hal yang menjadi pertimbangan terbesar bagi generasi tersebut adalah kenyamanan, keamanan, dan adanya jalur transit oriented development (TOD) yang terintegrasi dengan baik.
Senada dengan Taufan, Country Manager Rumah.com, Marine Novita mengatakan, generasi milenial sedang mencari atau ingin membeli rumah namun urung beraksi untuk membelinya.
Berdasarkan riset rumah.com tiga dari lima responden generasi milenial sedang mencari hunian dalam waktu enam bulan ke depan. Namun, mereka berharap skema pembayaran lebih mudah atau disebut dengan KPR lunak.
Novita menyarankan pengembang untuk memberikan berbagai tawaran untuk hunian yang disesuaikan dengan emosional mereka. Menurutnya, generasi milenial lebih tertarik dengan angka-angka yang bombastik sehingga terkesan lebih murah.
Salah satu kendala para konsumen membeli rumah adalah DP. Sebagian besar responden berharap pemerintah mempermudah proses KPR. Walaupun saat ini sudah sangat banyak program untuk mempermudah membeli rumah. hal itu masih dirasa sebagai proses KPR yang sulit.
Rumah yang diminati kaum milenial yaitu rumah dengan harga kurang dari lima ratus juta rupiah sebanyak 57% konsumen. Selain itu terdapat 21% responden mencari rumah 500 - 700 juta.
Novita menambahkan bahwa jenis properti yang dicari adalah rumah baru atau rumah second, yang sudah pernah ditempati. Berdasarkan probabilitasnya 56% responden tertarik pada properti second. fenomena ini cukup menarik karena di semester sebelumnya para responden tertarik dengan rumah baru.
Skema pembayaran utama yang disukai kaum milenial dalam mencari rumah masih KPR dan cicilan kepada Developer.
Jenis KPR yang diminati konsumen adalah KPR Syariah sebanyak 47% karena KPR syariah telah banyak menawarkan kemudahan dan bunganya cukup stabil dibandingkan, KPR biasa yang lebih tinggi 53%.
Sebanyak 77% generasi milenial lebih menyukai DP lebih tinggi dan cicilan lebih rendah ketimbang cicilan dengan bunga yang lebih tinggi.
Selain itu, sebanyak 61% generasi milenial tetap mengutamakan akses publik transportasi karena mereka menganggap hal itu sangat penting.