Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia, AS & Jepang Bahas Optimalisasi LNG

Indonesia bekerja sama dengan Jepang dan Amerika Serikat serta para pelaku bisnis gas alam membentuk forum diskusi untuk mengoptimalisasi penggunaan energi gas secara luas hingga lingkup Asia-Pasifik.
Sarana fasilitas Liquid Natural Gas (LNG) milik PT Nusantara Regas yaitu Floating Storage Regasification Unit (FSRU) berada di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Kamis (19/10)./ANTARA-Muhammad Adimaja
Sarana fasilitas Liquid Natural Gas (LNG) milik PT Nusantara Regas yaitu Floating Storage Regasification Unit (FSRU) berada di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Kamis (19/10)./ANTARA-Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia bekerja sama dengan Jepang dan Amerika Serikat serta para pelaku bisnis gas alam membentuk forum diskusi untuk mengoptimalisasi penggunaan energi gas secara luas hingga lingkup Asia-Pasifik.

"Dari SKK Migas kami berharap dengan potensi di Indonesia yang terbuka lebar mengenai upstream dan beberapa LNG yang masih uncomitted, [forum] ini akan menjadi pembuka pasar," ujar Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto dalam sesi konferensi pers di Jakarta, Selasa (5/3/2019).

Sepanjang 2018, utilisasi energi gas di Indonesia di dominasi oleh ekspor liquefied natural gas (LNG) atau gas alam cair sebesar 28,37%, keperluan industri 25,25%, serta kelistrikan 12,78%.

Meski demikian, Dwi Soetjipto mengatakan untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam yang tersedia serta pemenuhan kebutuhan gas domestik masih terhambat oleh sejumlah isu.

Beberapa hambatan tersebut antara lain keterbatasan infrastruktur gas, penurunan produksi pada sejumlah blok di Jawa Barat, Jawa Timur dan Sumatra Selatan yang merupakan titik sumber utama serta keterlambatan proyek pengembangan LNG dan keterbatasan penggunaan LNG.

Pada kesempatan yang sama, Dirjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan untuk kebutuhan domestik saja, Indonesia masih memerlukan setidaknya 60 kargo khusus untuk keperluan kelistrikan.

Data ESDM menunjukkan cadangan gas Indonesia sampai dengan 1 Januari 2018 tercatat sebanyak 135,55 triliun standard cubic feet (TSCF).

Dalam paparan yang disampaikan oleh Djoko, data persebaran ketersediaan gas terbagi pada beberapa daerah di Indonesia seperti P1 (terbukti) 46,96 di Natuna, P1 14,33 di Papua, P1 11,93 di Maluku serta P1 6,65 di Sumatera Selatan. "[Cadangan] ini sudah lebih dari cukup. Kita juga masih punya banyak stok LNG yang perlu dijual," ujar Djoko.

Dia juga menyampaikan forum ini akan bermanfaat untuk menggali potensi LNG di Indonesia, apakah masih ada kelebihan kapasitas yang dapat diekspor. Menurut Djoko saat ini Indonesia masih memiliki kelebihan sekitar 40 kargo yang perlu dijual dan belum ada pembelinya. Pada perkembangan terakhir, Indonesia berhasil menjual LNG ke Singapura sebanyak 16 kargo.

Wakil Duta Besar Jepang untuk Indonesa Keiichi Ono menyampaikan bahwa Indonesia merupakan eksportir LNG terbesar kelima untuk Jepang dengan kerjasama yang sudah terjalin sejak 1973.

"Sebagai importir kami ingin berkontribusi untuk Indonesia. Belum lama ini pemerintah Jepang merilis program pendanaan atau investasi di bidang LNG khusus untuk regional Asean. Kami siap untuk memberikan dukungan dari segi kesiapan korporasi dan sumber daya manusia untuk mengembangkan sumber daya alam energi gas," ujar Ono dalam sambutannya.

Ono optimistis forum ini akan menghasilkan beberapa kerjasama baru antara ketiga negara, dimana Indonesia dan Jepang sebagai importir dan AS sebagai sumber pemenuhan kebutuhan.

"Pada konteks ini Jepang telah berkomitmen untuk memperluas dukungan pembiayaan yang disalurkan melalui progam JOGMEC, JBIC dan NEXI, untuk mengembangkan potensi rantai distribusi LNG, dari upstream ke downstream, di kawasan Asia-Pasifik," katanya.

Acara kali ini merupakan yang pertama kalinya bagi ketiga negara untuk duduk bersama membahas energi gas yang dikembangkan guna menggeser ketergantungan negara terhadap minyak mentah atau energi lain yang tidak dapat didaur ulang.

Wakil Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Heather Variava mengatakan bahwa dalam forum diskusi ini AS akan menunjukkan pemanfaatan teknologi yang mereka terapkan pada sektor LNG serta bagaimana mereka memanfaatkan ketersedian LNG yang mereka miliki saat ini.

Variava juga menyampaikan bahwa ketidakpastian pasar global untuk komoditas minyak mentah akan dibahas pada forum kali ini.

"Kami bertiga akan bekerja sama untuk menghadapi ketidakpastian dan kita membawa kekuatan yang kami miliki dan meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi, didorong oleh sektor swasta untuk mendapatkan kepastian," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper