Bisnis.com, JAKARTA — Produsen semen makin giat menyasar pasar luar negeri di tengah kendala oversupply di pasar nasional. Tidak hanya negara tetangga, pabrik di Indonesia juga mengirim semen ke Afrika.
Kepala Departemen Komunikasi Semen Indonesia Sigit Wahono menambahkan Australia, Timur Tengah, Asia Selatan, dan Afrika adalah kawasan yang akan diandalkan untuk ekspor semen.
Menurutnya, pada 2018, ekspor Semen Indonesia melonjak 68,7% secara yoy menjadi 3,1 juta ton, sedangkan konsumsi dalam negeri tumbuh tipis sebanyak 1,2% secara yoy menjadi 27,4 juta ton.
“Australia masih menarik bagi kami, karena belum semua daerah kami jamah. Potensi buyer di sana masih cukup besar,” jelasnya, Senin (4/3/2019).
Selain Australia, potensi permintaan luar negeri yang cukup besar berasal dari Madagaskar, Filipina, Banglades, dan Sri Lanka.
Dia memperkirakan, pada tahun ini ekspor semen dari korporasinya akan tumbuh menjadi 4 juta ton—5 juta ton.
Baca Juga
Sementara itu, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P. Roeslani mengatakan, semen menjadi salah satu komditas yang akan digenjot ekspornya. Selain karena kapasitas produksinya yang tinggi, semen dari Indonesia diharapkan dapat menjadi solusi bagi sejumlah negara yang sedang menggenjot pembangunan infrastrukturnya.
“Semen menjadi salah satu komoditas yang kami usulkan untuk digenjot promosi dan ekspornya ke luar negeri, karena peluang yang tersedia besar sekali, terutama setelah adanya booming infrastruktur di beberapa negara berkembang selain Indonesia,” katanya.
Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Widodo Santoso mengatakan, pada tahun ini ekspor semen dan clinker ditargetkan menembus 7 juta ton, naik dari realisasi ekspor tahun lalu sejumlah 5,7 juta ton. Adapun, pada 2017, ekspor semen RI mencapai 2,9 juta ton.
Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor semen dari Indonesia pada 2019 berhasil tumbuh 84,51% secara year-on-year (yoy), menjadi US$237,74 juta.
“Tahun ini kelebihan pasokan kami perkirakan masih akan terjadi, apalagi dengan adanya pabrik baru di Sulawesi Utara yang kapasitas produksinya diperkirakan mencapai 2 juta ton. Dengan demikian, ekspor menjadi solusi bagi kami untuk meningkatkan konsumsi semen,” katanya, Senin (4/3/2019).