Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Yakin Ekonomi Indonesia Bisa Melaju Kencang Selepas 2020

Bank Indonesia optimistis pertumbuhan ekonomi bakal tumbuh tinggi setelah 2020.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (21/2/2019)./ANTARA-Sigid Kurniawan
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (21/2/2019)./ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA -- Kendati pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 5% pada dua tahun terakhir, Bank Indonesia meyakini pertumbuhan ekonomi domestik akan melesat tinggi selepas 2020. 
 
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menuturkan laju pertumbuhan ekonomi pada dua tahun terakhir memang tidak bisa tumbuh cepat akibat kondisi global yang tidak menentu. Namun, selepas 2020, dia melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melaju kencang seiring dengan mulai terasanya dampak proyek infrastruktur dan paket kebijakan yang sudah diterapkan selama lima tahun terakhir. 
 
"Ke depan, kami yakin for the next five years kalau ada keberlanjutan kebijakan ini, we will be moving toward 6%," ungkap Perry, Senin (4/3/2019).
 
Salah satu industri yang dinilai akan tumbuh bullish akibat program pengembangan konektivitas infrastruktur serta kebijakan yang diterapkan pemerintah adalah sektor distribusi dan logistik. 
 
Namun, Perry mengingatkan pertumbuhan daerah penghasil komoditas seperti Kalimantan, Sumatra, Papua, serta Nusa Tenggara Barat (NTB) perlu diwaspadai ke depannya. 
 
"Be careful seperti yang tadi [saya sampaikan] pertumbuhan ekonomi dan harga komoditas akan turun sehingga this area itu akan sangat tergantung pada harga dan ekspor komoditas," ucapnya.
 
Kondisi ini dipicu oleh perlambatan ekonomi global yang akan menurunkan permintaan akan ekspor komoditas. Komoditas ekspor sumber daya alam yang diperkirakan BI masih akan tertekan akibat perlambatan ekonomi global tahun ini antara lain tembaga, batu bara, kopi, nikel, dan alumunium. 
 
Kemampuan pertumbuhan daerah-daerah penghasil tambang ini pun akan bergantung pada kemampuan pemangku kebijakan dalam merelokasi industri dan hilirisasi industri serta seterusnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper