Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Dorong Percepatan Pembangunan PLTS Cirata

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan meminta penjelasan PT PLN (Persero) terkait dengan percepatan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung Cirata.
Ilustrasi/Bisnis-Paulus Tandi Bone
Ilustrasi/Bisnis-Paulus Tandi Bone
Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan meminta penjelasan PT PLN (Persero) terkait dengan percepatan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung Cirata.
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan pihaknya akan memanggil PLN untuk meminta penjelasan terkait perkembangan proyek tersebut. Dia berharap pembangunan PLTS yang tertuda cukup lama tersebut bisa dipercepat.
"Nanti saya minta ke PLN [update]. Ada beberapa yang harus mereka jalani. Kita sedang percepat," ujarnya, akhir pekan lalu.
Dia mengungkapkan nantinya PLN melalui anak usahanya, PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB), akan melakukan semacam pemilihan mitra pembangunan PLTS tanpa penunjukkan langsung. "Semacam right to match," tuturnya.
Terkait mitra dalam pengangunan, Masdar, anak usaha Mubadala asal Uni Emirat Arab yang fokus bergerak di sektor energi baru terbarukan (EBT) semula adalah calon tunggal mengingat adanya kerja sama antar pemerintah yang mendasarinya. Namun, belakangan Masdar tidak lagi menjadi calon mitra karena tidak ingin menyalahi aturan dalam proses penetapan badan usaha pengembang pembangkit.
Sebelumnya, Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur, Bali, dan Nusa Tenggara PLN Djoko Rahardjo Abumanan mengatakan pihaknya memang telah meminta PJB untuk segera merampungkan proses pemilihan partner PLTS Cirata.
"Kita minta mereka [PJB], silakan pilih supaya harganya tidak dimainkan," ujarnya.
Meskipun pada skema sebelumnya Masdar dipilih berdasarkan hubungan kerja sama antar pemerintahan, namun hal tersebut tidak menjamin biaya pembangunan bisa lebih efisien. "Iya government to govenrment kalau mahal gimana? Kan yang bayar rakyat," katanya.
Adapun PLTS yang rencananya berkapasitas 200 megawatt dengan nilai investasi US$300 juta tersebut sempat mengalami perubahan skema pembangunan. Pada tahap awal, kapasitas yang akan dibangun sebesar 125 MW saja.
PLTS Cirata ditargetkan rampung pada pertengahan 2021 hingga 2022. Untuk bisa mengejar target tersebut maka konstruksi paling lambat harus dilakukan pada tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper