Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian menyatakan bahwa bagi pelaku industri yang terlibat dalam upaya pembangunan sumber daya manusia (SDM) lewat program pendidikan vokasi, akan mendapatkan potongan pajak hingga 200%.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa pembangunan sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pendidikan vokasi yang link and match dengan industri, menjadi salah satu strategi prioritas dalam meningkatkan daya saing dan produktivitas sektor manufaktur dalam negeri.
"Dengan insentif super deductible tax, perusahaan yang terlibat dalam program pendidikan atau berinvestasi untuk vokasi akan mendapatkan potongan pajak hingga 200%," ujarnya seperti keterangan resmi yang dikutip Bisnis, Sabtu (2/3/2019).
Airlangga mencontohkan, apabila sebuah perusahaan memberikan bantuan senilai Rp1 miliar untuk SMK, pemerintah akan memberikan potongan pajak hingga Rp2 miliar dalam lima tahun.
“Ini merupakan win win solution. Di satu sisi, pemerintah dibantu untuk meningkatkan kualitas pendidikan SMK. Di sisi lain, industri bisa mendapatkan tenaga kerja yang kemampuannya sesuai dengan kebutuhan," ujarnya.
Airlangga berharap kegiatan pendidikan vokasi yang link and match dengan industri tersebut dapat menjadi prototipe kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ke depan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan industri.
"Jadi kurikulum di SMK terlebih dahulu melihat kebutuhan industri,” ujar Airlangga.
Pihaknya berharap sampai akhir 2019, program tersebut ditargetkan dapat melibatkan 2.685 SMK dan 750 perusahaan.
Adapun terkait upaya sinergi pemerintah dengan para pelaku usaha, asosiasi dan stakeholder terkait, dalam mendorong pertumbuhan industri tersebut, Kemenperin melakukan pertemuan dengan ratusan direksi maupun perusahaan, di Jawa Barat, Jumat (1/3/2019).
Forum tersebut dihadiri oleh 230 direksi dan pimpinan, 147 perusahaan yang terdiri dari pelaku di sektor Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT), Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) serta Industri Agro. Forum itu juga diikuti oleh 20 asosiasi.