Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku usaha masih dapat percaya terhadap rating televisi untuk beriklan. Meskipun waktu konsumsinya sudah terfragmentasi dengan internet.
Executive Director Nielsen Media Hellen Katherina mengatakan pelaku sudah mulai sedikit ragu dengan media televisi. Padahal ratingnya tidak pernah turun, dan masih dapat dijadikan sebagai salah satu saluran yang tepat untuk beriklan.
"Televisi ini masih dapat dipercaya. Bagaimana pun ratingnya untuk saluran televisi tidak berubah di masyarakat, bahkan masih meningkat," katanya, Kamis (28/2/2019).
Adapun, rating televisi di tengah masyarakat berumur 15-24 tahun untuk jam 18:00-21:59 tumbuh landai dari 19,6 pada 2014 menjadi 20,0 pada 2018.
Rating televisi di tengah masyarakat berumur 25-34 tahun untuk jam 18:00-21:59 turun landai dari 21,1 pada 2014 menjadi 20,5 pada 2018.
Rating televisi di tengah masyarakat berumur 35-49 tahun untuk jam 18:00-21:59 tumbuh dari 24,2 pada 2014 menjadi 25,5 pada 2018.
Sementara itu, rating televisi di tengah masyarakat berumur 50 tahun ke atas untuk jam 18:00-21:59 tumbuh dari 26,1 pada 2014 menjadi 29,8 pada 2018.
Dia menjelaskan, hal tersebut dikarenakan televisi masih dijadikan sebuah saluran yang digunakan untuk mempersatukan keluarga dalam satu tempat.
"Bagaimanapun, sebagai orang Indonesia kita masih butuh keluarga dan televisi justru menjadi sarana untuk mempersatukan keluarga," katanya.
Namun, Hellen mengakui konsumsi televisi tidak lagi penuh. Kemajuan internet membuat masyarakat dapat menonton televisi sambil menggunakan internet lewat telepon selulernya.
Adapun, konsumsi televisi masyarakat Indonesia mencapai 4,88 jam, sedangkan internet 3,23 jam per hari. Sementara itu, konsumsi media secara keseluruhan hanya 5 jam per hari.
Akan tetapi, Hellen menyebutkan hal ini justru dapat dianggap sebagai kesempatan, karena perilaku baru ini memberi kesempatan kepada pelaku usaha untuk membuat kombinasi belanja iklan agar lebih optimal.