Bisnis.com, JAKARTA -- Operasional jalan tol baru menuju Pelabuhan Tanjung Priok diperkirakan bakal membuka peluang baru bagi beragam kegiatan ekonomi di wilayah Bekasi bagian Utara. Jalan tol juga juga diyakini memangkas biaya logistik karena mempercepat arus barang menuju pelabuhan.
PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways (CTP), pemegang konsesi jalan tol Cibitung - Cilincing melansir progres pembangunan jalan tol hingga pertengahan Februari 2019 telah mencapai 45%. Direktur Utama CTP, Thorry Hendrarto mengatakan jalan tol sepanjang 34 kilometer ini dijadwalkan rampung pada akhir 2019.
Dia menambahkan, perseroan bisa memulai operasional sebagian ruas pada pertengahan 2019 sepanjang 203 kilometer, mulai dari simpang susun (SS) Cibitung hingga SS Tambelang. "Setelah beroperasi nantinya jalan tol ini bisa membuka peluang ekonom baru, seperti kawasan industri dan pariwisata," jelasnya di Jakarta, Selasa (26/2/2019).
Baca Juga
Sebagaimana diketahui kawasan industri di Bekasi saat ini terfokus di wilayah yang dekat dengan akses jalan tol Jakarta - Cikampek. Pasalnya, jalan tol yang sudah beroperasi sejak 1984 itu menjadi akses tol utama untuk menuju Pelabuhan Tanjung Priok. Adapun, jalan tol Cibitung - Cilincing akan menjadi akses alternatif dari kawasan industri di Bekasi menuju Pelabuhan Tanjung Priok.
Di sisi lain, saat ini CTP berupaya membebaskan lahan di seksi 4 (7,1 kilometer) dan diharapkan pada Juni 2019 bisa rampung. Thorry menyebut, pihaknya berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan, mulai dari Kementerian PUPR, Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN), dan Kementerian ATR/BPN untuk mempercepat pembebasan lahan. Secara keseluruhan, progres pembebasan lahan kini telah mencapai 76%.
Jalan tol Cibitung - Cilincing dibangun dengan biaya investasi Rp10,8 triliun. CTP mendapat pinjaman sebesar Rp7,4 triliun dari sindikasi perbankan untuk membiayai proyek ini. CTP dimiliki oleh Waskita Toll Road (WTR) dan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) dengan porsi kepemilikan saham masing-masing 55% dan 45%.