Bisnis.com, JAKARTA – Wacana penyelenggaraan kompetisi balap motor bergengsi dunia, MotoGP, di Indonesia sudah lama beredar. Terakhir kalinya Indonesia menjadi tuan rumah adalah pada 1997.
Ketika itu, pembalap kelas 500cc Mick Doohan dan Tadayuki Okada masih menjadi bintang di trek. Adapun "The Doctor" Valentino Rossi masih berlaga di kelas 125cc dan pembalap senegaranya, Max Biaggi, masih di kelas 250cc.
Sempat beredar kabar bahwa Sirkuit Sentul di Bogor, Jawa Barat bakal kembali digunakan untuk seri MotoGP 2017. Namun, ternyata hingga kini hal itu tak kunjung terealisasi.
Kali ini, Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) telah meneken kesepakatan dengan Dorna, promotor MotoGP dan World Superbike. Dengan demikian, dipastikan jika dua kompetisi tersebut bakal digelar di Indonesia.
Adalah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang disiapkan menjadi lokasi balapan itu. Pembangunan sirkuit MotoGP di Mandalika diagendakan dimulai pada Oktober 2019.
Baca Juga
Sirkuit tersebut akan dibangun oleh ITDC, bekerja sama dengan VINCI Construction Grands Projects. Trek balap yang akan dibangun di salah satu dari 10 destinasi wisata prioritas Indonesia itu berjenis sirkuit jalan raya.
Potensi keuntungan atas dibangunnya Sirkuit MotoGP di Mandalika telah diungkapkan Wakil Bupati Lombok Tengah H. Lalu Pathul Bahri. Dia memprediksi banyak dampak positif yang akan timbul dan dirasakan masyarakat di daerahnya.
"Makin banyak orang datang, makin banyak yang menginap dan berbelanja. Kalau sudah begitu, pergerakan ekonomi Lombok Tengah menjadi baik dan meningkat," ujar Pathul Bahri di Praya, Lombok, dikutip dari Antara, Minggu (24/2/2019).
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Tengah percaya pembangunan sirkuit MotoGP akan diiringi dengan munculnya pusat perbelanjaan, penginapan, dan daerah wisata lain di sana. Kenaikan jumlah wisatawan yang datang juga diprediksi terjadi.
Jika terwujud, sirkuit MotoGP di Mandalika bisa menampung ratusan ribu penonton. Kapasitas kursi penonton di stand utama sirkuit Mandalika rencananya bisa mengakomodasi 93.200 penonton.
Kemudian, akan ada 138.700 area tanpa tempat duduk dan hospitality suites yang mampu menampung 7.700 penonton. Mereka bisa menyaksikan para pembalap berpacu di lintasan sepanjang 4,32 kilometer (km) yang memiliki 1 lintasan lurus dan 18 tikungan.
Ratusan ribu penonton yang datang dipercaya mampu menggairahkan aktivitas ekonomi, terutama pariwisata, di Lombok Tengah.
Pathul Bahri mengatakan pariwisata di Lombok Tengah sebenarnya sudah berkembang beberapa tahun terakhir. Buktinya, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor ini meningkat dari Rp35 miliar pada 2-3 tahun lalu menjadi Rp200 miliar.
Foto area Kuta Beach Park the Mandalika di kawasan KEK Mandalika di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah,NTB, Minggu (24/2/2019)./ANTARA-Ahmad Subaidi
"Makanya, kami bersyukur dari sektor pariwisata yang tadinya kecil sekarang sudah besar. Bahkan, APBD kami yang tadinya hanya Rp900 miliar sekarang menjadi Rp2,3 triliun. Ini sesuatu yang harus disyukuri," tuturnya.
Prediksi keuntungan bagi masyarakat dari penyelenggaraan MotoGP juga diakui Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Mohamad Fauzal.
Dia mengaku belum bisa menyebut rinci apa saja upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB untuk mendorong terciptanya keuntungan tinggi dari penyelenggaraan MotoGP. Tetapi, Fauzal percaya banyak dampak positif yang bisa dirasakan Pemprov NTB dan masyarakat di Lombok nantinya.
"Tentu itu keuntungan akan banyak sekali, mulai dari hotel, tempat-tempat wisata dan oleh-oleh. Tapi untuk detail nanti saya kabari lagi karena harus dirinci dulu," ujarnya kepada Bisnis, Senin (25/2).
Disambut Industri Motor
Rencana digelarnya MotoGP di Mandalika juga disambut pelaku industri sepeda motor. PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) misalnya, menyebut rencana itu bisa memotivasi pembalap asal Indonesia untuk bisa bertanding di tingkat internasional.
Manager Marketing YIMM Antonius Widiantoro menyampaikan penyelenggaraan MotoGP bisa membuat popularitas Indonesia di mata dunia meningkat. Selain itu, peningkatan penjualan sepeda motor diharapkan terjadi sebagai dampak dari penyelenggaraan pentas olahraga tersebut.
“Harapannya, dengan adanya MotoGP di Indonesia, tren penjualan dan demand semakin baik. Kalau untuk mendatangkan pembalap MotoGP, Yamaha sudah sering melakukannya. Seperti VR46 [Valentino Rossi] dan MV12 [Mavericks Vinales] yang baru awal bulan kemarin datang ke Indonesia,” ucapnya kepada Bisnis.
Antonius menyinggung akan ada kejutan yang diberikan pihak Yamaha jelang digelarnya MotoGP 2021. Tetapi, dia belum mau menjelaskan lebih lanjut rencana kejutan itu.
Pembalap Yamaha MotoGP Valentino Rossi menghadiri peluncuran motor terbaru Yamaha Lexi di Jakarta, Jumat (26/1/2018)./ANTARA-Muhammad Adimaja
Tanggapan lain diberikan Direktur Pemasaran PT Astra Honda Motor (AHM) Thomas Wijaya. Dia menyebut kabar diselenggarakannya MotoGP membawa angin segar bagi pengembangan turisme dan dunia balap dalam negeri.
Menurut Thomas, pengembangan dunia balap di Indonesia harus dilakukan secara serius. Dia yakin di masa depan akan ada pembalap dari Indonesia yang ikut bertanding di pentas MotoGP.
“Kami berharap dapat memperkokoh pembinaan balap berjenjang dan terstruktur yang sudah kami implementasikan secara berkesinambungan sejak 2013,” tutur Thomas.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Hari Budianto optimistis perhelatan MotoGP di Indonesia mampu meningkatkan penjualan aksesoris sepeda motor. Dia menilai berbagai pernak-pernik yang identik dengan para pembalap MotoGP pasti akan diincar pecinta olahraga itu.
“Pernak-pernik yang identik dengan para legenda itu akan mempunyai pasar tersendiri dan booming (aksesoris, helm, dan lain-lain). Pada akhirnya dengan potensi di atas, ekonomi masyarakat Lombok pada khusunya akan meningkat, di mana tentunya akan baik juga buat penjualan sepeda motor,” lanjut Hari kepada Bisnis.
Potensi Keuntungan
Meski yakin akan adanya dampak positif, pemerintah belum memiliki estimasi keuntungan dari penyelenggaraan MotoGP di Indonesia. Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Guntur Sakti mengaku saat ini, seluruh pihak terkait masih fokus pada penyelesaian pembangunan sirkuit MotoGP.
“Belum sampai ke sana perhitungan kami. Yang harus dipastikan dulu 2021 bagaimana venue-nya siap,” tukasnya.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya sebenarnya sempat mengemukakan keinginannya agar KEK Mandalika dikembangkan menjadi destinasi wisata olahraga. Kawasan itu dipandang berpotensi menjadi tujuan wisata olahraga setelah dibangunnya lapangan golf dan sirkuit MotoGP.
Kemenpar menargetkan penyelenggaraan MotoGP dapat mendatangkan 100.000 wisatawan mancanegara (wisman) ke Lombok. Mereka menyebut sudah membantu pendanaan kepada ITDC agar bisa mendapat lisensi penyelenggaraan MotoGP 2021.
"Untuk mengadakan MotoGP, kita harus memiliki lisensi. Lisensi tersebut membutuhkan investasi sebesar 9 juta euro [sekitar Rp143 miliar]. Kemenpar akan memberikan bantuan sebesar 1 juta euro [sekitar Rp15 miliar]. Sisanya, kami mengharapkan kerja sama dari pemerintah daerah," papar Arief dalam keterangan tertulisnya, Kamis (21/2).
Saat ini, di Mandalika telah berdiri sejumlah hotel dan sarana serta prasarana penunjang pariwisata. Pengembangan Mandalika sebagai KEK diserahkan sepenuhnya kepada ITDC.
Pembalap Repsol Honda Marc Marquez saat memenangkan gelar juara dunia MotoGP 2018./Reuters
KEK Mandalika tercatat memiliki luas total 1.175 hektare (ha). Kawasan itu terletak di selatan Pulau Lombok dan di dalamnya terdapat bentangan 16 km pantai pasir putih.
ITDC merencanakan penyediaan 10.000 lebih kamar hotel bagi wisatawan di Mandalika. Mayoritas hotel yang akan dibangun di sana berstatus hotel bintang 4 dan bintang 5.
ITDC juga akan membangun sejumlah hunian berupa kondominium, townhouse, dan vila di KEK Mandalika. Diprediksi ada 1.584 unit perumahan yang tersedia di sana nantinya.
Dikutip dari laman resminya, ITDC menerangkan 5,5% wilayah Mandalika akan dibangun untuk pengembangan kawasan komersial. Kemudian, sejumlah infrastruktur dasar seperti penyaring air, sel surya, tempat pengolahan air bersih dan limbah, serta fasilitas pendukung aksesibilitas juga bakal disediakan di kawasan tersebut.
Pembangunan sirkuit balap tentu memerlukan biaya yang tak sedikit. Ditambah dengan biaya untuk memiliki lisensi MotoGP, dana yang diperlukan pastinya sangat besar. Semoga dampak positif yang diharapkan tak sekadar menjadi harapan.