Bisnis.com, JAKARTA--Peningkatan kapasitas produksi bubur kertas dan kertas mendorong peningkatan ekspor kertas dan barang dari kertas sepanjang tahun lalu.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, ekspor kertas dan barang dari kertas tercatat senilai US$7,26 miliar atau naik 15,1% dari tahun sebelumnya yang senilai US$6,30 miliar. Pertumbuhan ekspor ini lebih baik dibandingkan sektor lain yang hanya tumbuh single digit, bahkan ada yang mencatatkan penurunan.
Edy Sutopo, Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Kementerian Perindustrian, mengatakan bahwa kenaikan nilai ekspor tersebut disebabkan peningkatan kapasitas produksi dengan mulai beroperasinya pabrik baru. Salah satunya adalah pabrik PT OKI Pulp and Paper di Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan.
"Terdapat peningkatan kapasitas dengan mulai beroperasinya OKI, yang memproduksi pulp berkapasitas 3 juta ton per tahun dan kertas tissue dengan kapasitas 500.000 ton per tahun. Beberapa pabrik lainnya juga melakukan ekspansi," ujarnya kepada Bisnis, Senin (25/2/2019).
Selain peningkatan kapasitas tersebut, Edy juga menyebutkan kenaikan nilai ekspor juga didorong oleh membaiknya harga bubur kertas dan kertas di pasar global.
Kendati ekspor mengalami pertumbuhan yang relatif lebih baik dibandingkan dengan sektor industri pengolahan lainnya, dia menyebutkan terdapat beberapa tantangan yang dihadapi pelaku industri pulp dan kertas.
Permasalahan utama yang dihadapi adalah tuduhan dumping dan subsidi dari beberapa negara tujuan ekspor. "Tuduhan ini disebabkan industri pulp dan kertas Indonesia yang sangat efisien mesin produksinya dan ditunjang produktivitas lahan dan tanaman yang tinggi sebagai sumber bahan baku industri pulp dan kertas," jelasnya.