Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PTPN Berencana Maksimalkan Lahan Tidur

PT Perkebunan Nusantara (PTPN Holding) berencana membangunkan aset tidur pasalnya target pendapatan perseroan dipatok Rp45 triliun.
Sejumlah anak bermain sepak bola di lahan kosong/Antara-Yulius Satria Wijaya
Sejumlah anak bermain sepak bola di lahan kosong/Antara-Yulius Satria Wijaya

Bisnis.com, JAKARTA - PT Perkebunan Nusantara (PTPN Holding) berencana membangunkan aset tidur pasalnya target pendapatan perseroan dipatok Rp45 triliun.

Direktur Utama PTPN Holding, Dolly Pulungan mengatakan perseroan harus melebarkan sayap usaha di luar bisnis utama yakni komoditas. Menurutnya bisnis komoditas membutuhkan waktu yang lama untuk mengembalikan modal.

"Pendorongnya gini, bisnis kami ini bisnis komoditas jadi return nya lama. Jadi saya mulai kembangkan bisnis non-core, mulai cari bisnis yang cepat sehingga bisa bikin pendapatan. Salah satunya melalui anak perusahaan yang bisa trading sendiri sekarang," katanya dalam diskusi terbatas Kamis (22/2).

Selain itu PTPN juga akan mengajak perusahaan plat merah lainnya untuk memanfaatkan aset berupa tanah yang tertidur. Adapun tanah yang berkemungkinan untuk dikaryakan adalah milik PTP VIII, PTP VII dan PTP II.

"Kami mulai mengeksklusi tanah. Kami mau coba BUMn buat kerja sama. Kami punya tanah di Jawa Timur yang mau dibeli Pertamina. Duit mulai masuk semua berkar kerjasama dengan bumn. Bentuknya bisa join, bisa jual-beli," katanya.

Adapun target pendapatan PTPN tahun ini dipatok mencapai Rp45 triliun sedangkan tahun lalu sekitar Rp34 triliun. Dolly mengatakan perseroan masih tergantung dengan jual beli minyak kelapa sawit untuk mencapai target.

Di sisi lain, per 2018 PTPN Holding memiliki hutang Rp37 triliun. Tapi menurut Dolly itu bukan hal besar karena PTPN masih punya modal Rp55 triliun ditambah aset Rp130 triliun. "Kami masih sehat," tegasnya.

Dolly menjelaskan pihaknya saat ini fokus pada pengembangan komoditas perkebunan strategis nasional yaitu kelapa sawit, karet, gula, teh, kopi dan kakao. Terutama mengembangkan industri hilir yang berbasis komoditasutama serta untuk menjawab kebutuhan nasional terutama biofuel melalui kerja sama dengan Pertamina dengan menyediakan bahan baku CPO 1.2 juta ton sedangkan sisa produksi 1,1 juta ton akan diekspor untuk menambah devisa Negara.

Dolly mengatakan saat ini perseroan sedang menjalankan proses transformasi untuk menjadi perusahaan perkebunan nasional yang berkontribusi bagi negara, sesuai rencana jangka panjang pada tahun 2022 ditargetkan memberikan kontribusi GDP sebesar Rp 80 Triliun

Proses transformasi yang akan dilakukan oleh PT Perkebunan Nusantara melalui penerapan teknologi pengembangan Research & Development (R&D) serta inovasi guna meningkatkan produktivitas serta untuk menghadapi tantangan industri 4.0 di operasional perusahaan.

“Kami yakin akan menghasilkan kinerja keuangan yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan kesejahteraan karyawan dan perekonomian masyarakat disekitar perkebunan,” jelasnya.

Menteri BUMN Rini Soemarno pun mengatakan harus ada program digitalisasi 4.0 untuk operasional perkebunan nusantara, “Kita sebagai pemilik perkebunan indonesia harus memaksimalkan Digitalisai 4.0, khususnya kalangan milenial untuk terus meningkatkan performa perkebunan indonesia” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper