Bisnis.com, JAKARTA — Hari ini, Rabu (20/2/2019) Kementerian Ketenagakerjaan melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama Balai Latihan Kerja (BLK) komunitas tahap pertama dengan para penerima bantuan BLK.
Penandatanganan itu sendiri dihadiri dan disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Acara tersebut dihadiri oleh 2.000 orang peserta BLK termasuk didalamnya pimpinan pondok pesantren. Antusiasme pun terlihat dengan para peserta yang selalu memegang telephone genggamnya untuk mengabadikan sang RI 1 yang berada dalam acara itu.
Terobosan pemerintah untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) ini sangat besar, salah satunya, tahun ini sendiri pemerintah akan membangun 1.000 BLK komunitas di pesantren.
Adapun pada tahap pertama akan dibangun 500 unit BLK lalu pada tahap kedua akan dibangun 500 unit BLK pada pertengahan Maret mendatang.
Tak tanggung-tanggung memang bila dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya 75 BLK komunitas dibangun dan 50 BLK pada 2017.
Baca Juga
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri mengaku kaget saat Presiden Jokowi memerintahkan untuk membangun 1.000 BLK di pondok pesantren selanjang tahun ini.
"Tahun 2019 ini, presiden langsung beri arahan 1.000 BLK pesantren dengan total anggaran Rp1 triliun. Saya sampai kaget, senang dengan komitmen beliau terhadap dunia pesantren yang konkret dan nyata," ujarnya dalam sambutan acara penandatanganan perjanjian kerja sama, Rabu (20/2).
Menurutnya, Jokowi sosok yang dekat dengan ulama dan santri. Hal itu dibuktikan dengan penetapan setiap tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Penetapan itu juga merupakan bentuk apresiasi Jokowi karena para santri telah berjuang menegakkan NKRI.
Apresiasi kepada ulama dan santri juga diberikan Jokowi dengan mendirikan Bank Wakaf Mikro untuk komunitas pesantren, pembangunan rusun di pesantren dan lainnya.
"Program 1.000 BLK juga merupakan bukti kedekatan Jokowi dengan ulama dan santri. Dengan BLK ini nantinya akan melengkapi santri untuk memiliki hard skill selain pendidikan karakter dan agama yang baik," katanya.
Tentunya dengan adanya BLK di sekitar pesantren, para santri ini memiliki akses untuk meningkatkan kapasitas keterampilan mereka yang sesuai dengan pasar kerja lokal sehingga nantinya pun para santri dapat memperoleh pekerjaan dan berwirausaha.
Dalam sambutannya, Hanif juga memuji kempimpinan Jokowi selama 4,5 tahun ini karena kepemerintahan Jokowi berhasil menurunkan angka kemiskinan juga menurun, yang biasanya dua digit menjadi satu digit yakni 9,8% yang merupakan angka kemiskinan paling rendah sepanjang sejarah Indonesia.
Angka kemiskinan yang turun ini juga dilihat dari besaran rasio Gini. Apabila nilai rasio Gini makin tinggi maka makin besar ketimpangan sosial yang terjadi. Saat ini, rasio Gini berada di posisi 0,38% turun sebelumnya yang 0,41%, artinya ketimpangan sosial menurun signifikan.
Angka pengangguran pun menurun signifikan dalam beberapa tahun terakhir dari 6,18% jadi 5,3% di November tahun lalu dimana angka ini paling rendah sejak Indonesia masuk di era reformasi.
Tak hanya itu, pertumbuhan ekonomi dunia saat ini sekitar 3%, ekonomi Indonesia pada 2018 tumbuh 5,17%.
Lebih lanjut lagi, Hanif menuturkan salah satu penyebab terjadinya kemiskinan di Tanah Air yakni adanya ketimpangan skill sehingga pendapatan yang diperoleh rendah karena pekerjaan yang dimiliki tak berkualitas.
"Kenapa tidak berkualitas? Karena pendidikan rendah dan skill tak mumpuni. Itulah mengapa pak Jokowi menggenjot pendidikan dan sekolah vokasi tujuannya Indonesia mempunyai SDM terampil yang berkualitas dengan jumlah yang memadai dan persebaran di daerah yang merata," ucapnya.
Dia meyakini dengan SDM berkualitas dan berdaya saing, Indonesia akan melompat maju sebagai negara ekonomi keempat terbesar di dunia.
Di akhir sambutannya, Hanif meminta kepada para peserta yang hadir untuk mendoakan Jokowi agar bisa menjadi presiden di periode yang selanjutnya.
"Kalau mengutip kaidah fiqih, tidak boleh meninggalkan yang jelas untuk memburu yang tidak jelas. Tidak boleh meninggalkan yang nyata untuk mengejar yang masih di angan-angan," kata Hanif
Tentu, ucapan Hanif itu membuat seluruh peserta riuh dan bertepuk tangan.